Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Test Test
JAKARTA. Riset Deutsche Bank (DB) awal tahun ini mengungkapkan di Indonesia terdapat 25 proyek jalan tol (965 km) senilai US$ 11 miliar yang masih dalam proses konstruksi maupun yang sudah ditawarkan kepada investor. Dari jumlah tersebut, yang masuk dalam pembiayaan perbankan mencapai US$ 8 miliar atau sekitar 70% dari total pembiayaan.
DB menyoroti setidaknya terdapat lima bank nasional yang cukup besar eksposurnya terhadap proyek jalan tol. Kelima bank tersebut adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Central Asia (BCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dan PT Bank Jabar Banten.
Dari kelima bank tersebut, BNI tercatat yang memiliki penyaluran dana terbesar ke sektor jalan tol. Meski tak menyebutkan nilainya, setidaknya dari 25 ruas jalan tol tersebut, tujuh di antaranya dibiayai BNI secara sindikasi dengan bank lain.
Sementara itu menurut estimasi DB, kredit infrastruktur BNI tahun lalu sebesar Rp 25 triliun. Sampai dengan kuartal ketiga 2011, BNI masih memiliki kredit infrastruktur yang belum tersalurkan sebesar Rp 18 triliun. Yakni Rp 11 triliun untuk sektor konstruksi/transportasi dan Rp 7 triliun untuk sektor pembangkit listrik.
Bank Mandiri memiliki sekitar Rp 30 triliun di bidang infrastruktur. Sebanyak Rp 22 triliun di antaranya belum tersalurkan. Adapun BCA memiliki kredit infrastruktur sebesar Rp 2,4 triliun dengan komposisi 90% di kredit jalan tol.
BRI memiliki total kredit infrastruktur sebesar Rp 25 triliun. Dari jumlah tersebut, jatah kredit jalan tol sebesar Rp 841 miliar. Sementara itu, total kredit jalan tol yang dikucurkan Bank Jabar Banten mencapai Rp 114 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News