kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.194   6,00   0,04%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kredit konsumsi diramal tumbuh cuma 11% tahun ini


Selasa, 02 September 2014 / 08:10 WIB
Kredit konsumsi diramal tumbuh cuma 11% tahun ini
ILUSTRASI. Promo JSM Alfamidi Sambut Ramadan Periode 17-19 Maret 2023.


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan laju kredit konsumsi akan terus melambat sampai akhir tahun 2014. BI menyatakan, perlambatan kredit konsumsi terjadi karena sejumlah aturan seperti loan to value (LTV) bagi kredit rumah dan kendaraan bermotor, serta aturan pembatasan kartu kredit.

Mengutip data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) per Juni 2014, kredit hanya konsumsi tumbuh 12,71% dari periode yang sama tahun 2013 menjadi Rp 959,66 triliun. Sebagai perbandingan, pada pertengahan tahun 2013, kredit konsumsi masih bisa tumbuh hingga 17,95% menjadi Rp 851,37 triliun. "Kredit konsumsi akan mendekati pertumbuhan 10% sampai 11%," kata Halim Alamsyah, Deputi Gubernur BI, akhir pekan lalu.

Sejumlah bank mengakui terjadi perlambatan pada kredit konsumsi. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya. Bank tersebut sengaja menahan laju kredit konsumsi pada kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB). Henry Koenaifi, Direktur Konsumer BCA mengatakan, sejak tiga tahun terakhir, kredit konsumsi BCA telah tumbuh signifikan sehingga sekarang direm.

Sebagai gantinya, kata Halim, perbankan meningkatkan penyaluran kredit ke kredit investasi dan modal kerja demi menopang perlambatan kredit dari segmen konsumsi. "Pertumbuhan kredit investasi masih kuat, jika dibandingkan dengan kredit modal kerja yang agak melambat," imbuh Halim.

Berdasarkan data SPI, kredit investasi bernilai Rp 857,96 triliun per Juni 2014, atau naik 22,45% dibandingkan Juni 2013 yang sebesar Rp 700,62 triliun. Sedangkan, nilai kredit modal kerja tercatat Rp 1.650,52 triliun atau tumbuh 17,29% dibandingkan Juni 2013 yang sebesar Rp 1.407,12 triliun.

Sedangkan dari sisi rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL), tercatat terjadi kenaikan untuk kredit modal kerja menjadi 2,43% per Juni 2014, dari 2,11% per Juni 2013. Kemudian NPL kredit investasi naik menjadi 2,27% per Juni 2014, dari 1,76% per Juni 2013. Sedangkan, NPL untuk kredit konsumsi tetap atau tidak berubah di posisi 1,57%.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×