Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Daya beli masyarakat semakin menyusut. Buktinya, di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi, kredit konsumsi tumbuh paling mini ketimbang sektor kredit lain.
Per Agutus 2015, kredit konsumsi hanya mampu tumbuh satu digit atau sebesar 9,91%. Pertumbuhan kredit konsumsi lebih rendah ketimbang kredit modal kerja dan investasi.
Jika dibandingkan tahun lalu, pertumbuhan kredit konsumsi pun terbilang melambat. Sebagai perbandingan, kucuran kredit konsumsi tumbuh 10,62% menjadi Rp 969 triliun per Agustus 2014, dari Rp 876 triliun pada Agustus 2013.
Perlambatan kredit konsumsi tersebut membuat bankir gusar. Sebab, segmen kredit ini menyumbang 27,7% dari total kredit perbankan atau kedua terbesar setelah kredit modal kerja.
Masalah lain, rasio kredit bermasalah (NPL) merangkak naik. NPL kredit konsumsi bertengger di level 2,76% per Agustus 2015, naik dari 2,29% pada Agustus 2014. Namun, angin segar kemungkinan menyambangi kredit konsumsi.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Bank Indonesia Erwin Riyanto mengatakan, kredit konsumsi bakal membaik di akhir tahun ini. Mengacu Laporan Survei Perbankan Triwulan III-2015, saldo bersih tertimbang kredit konsumsi menunjukkan perbaikan permintaan.
Survei terhadap kalangan bankir tersebut menunjukkan, permintaan kartu kredit dan kredit hunian (KPR) bakal meningkat. Masih pesimistis Kendati ada ramalan bagus, para bankir masih pesimistis memasang target.
Direktur Consumer Banking Bank Negara Indonesia (BNI) Anggoro Eko Cahyo memperkirakan, kredit konsumsi BNI tumbuh sekitar 8% hingga tutup tahun. Per September 2015, kredit konsumsi BNI naik 12,4%. "Kuartal IV akan ditopang segmen payroll dan kartu kredit," ujar Anggoro, kemarin.
Sementara Bank Mandiri menargetkan kredit konsumsi tumbuh 13% hingga Desember 2015. Target ini sama dari pencapaian semester I yang tumbuh 12,4%.
Bank Central Asia (BCA) pun hanya berharap kredit konsumsi bisa tumbuh 8%-11%. BCA mengandalkan KPR dan otomotif. “Kami tidak punya banyak strategi,” ujar Direktur Konsumer BCA Henry Koenafi kepada KONTAN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News