kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit lesu, bank melecut anak usaha


Selasa, 16 Juni 2015 / 07:13 WIB
Kredit lesu, bank melecut anak usaha


Reporter: Dea Chadiza Syafina, Issa Almawadi | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Seretnya aliran kredit membuat para bankir mencari jalan lain demi menumpuk pundi-pundi laba.  Jurus andalan bankir adalah memacu bisnis anak usaha lewat suntikan modal. Strategi ini ditempuh oleh sejumlah bank besar.

Tak tanggung-tanggung, induk usaha menyiapkan suntikan modal triliunan rupiah agar laju bisnis sang anak usaha melesat. Misalnya saja Bank Rakyat Indonesia (BRI). Haru Kusmahargyo, Direktur Keuangan BRI menyampaikan, pihaknya menyiapkan dana hingga Rp 1 triliun bagi dua anak usaha.

Suntikan dana tersebut akan dilakukan pada semester II tahun ini. "BRI Syariah dan BRI Agro bakal mendapat masing-masing Rp 500 miliar," tutur Haru kepada KONTAN, pekan lalu.

BRI bakal menambah modal lewat skema penawaran umum terbatas alias rights issue BRI Agro. Saat ini, BRI Agro masih menuntaskan rencana penerbitan saham baru tersebut. Rencananya, BRI bakal menyuntikkan modal segar dengan cara membeli saham baru BRI Agro.

Sementara, BRI masih mengkaji skema suntikan modal terhadap BRI Syariah. Sekretaris Perusahaan BRI, Budi Satria menambahkan, suntikan dana segar kepada BRI Agro bertujuan untuk menaikkan status bank tersebut dari kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I menjadi BUKU II atau bermodal inti lebih dari Rp 1 triliun.

Budi bilang, penambahan modal anak usaha ditempuh di tengah perlambatan pertumbuhan kredit yang masih berlangsung hingga kuartal II. BRI lebih memilih memacu ekspansi anak usaha ketimbang memaksakan pertumbuhan kredit yang bisa menimbulkan kenaikan rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL). "Kami harapkan situasi di semester kedua nanti dapat membaik karena anggaran belanja pemerintah keluar. Karena itu, kami menyiapkan anak-anak usaha untuk bisa berpartisipasi," jelas Budi.

Senada, Bank Central Asia (BCA) juga menyiapkan sejumlah dana tambahan bagi tiga anak usahanya. Yakni BCA Syariah, BCA Life, dan BCA Insurance. "Untuk anak usaha, kami siapkan dana Rp 1,1 triliun," ujar Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA. Dana segar triliunan tersebut diambil dari bujet strategi BCA menggenjot pertumbuhan anorganik BCA senilai Rp 2 triliun.

Agenda akuisisi

Sedikit berbeda, Rico Rizal Budidarmo, Direktur Keuangan Bank Negara Indonesia (BNI), mengatakan, tahun ini BNI rehat menyuntikkan modal anak usaha. BNI baru akan mengucurkan tambahan modal di tahun 2016 mendatang. Alasannya, posisi modal anak usaha cukup mumpuni.

BNI masih mengkaji anak usaha yang bakal disuntik modal. Fokus BNI adalah mempertebal modal anak usaha yang bergerak di bidang asuransi dan multifinance.

Selain memperbesar sepak terjang anak usaha, BRI dan BCA menyiapkan jurus tambahan. Dua bank kelas kakap ini berencana memperbesar aset dengan cara akuisisi. BRI ingin mengakuisisi asuransi. Sementara BCA masih memburu bank kecil. "Kami pastikan setelah September nanti," ujar Jahja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×