Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Kemudian ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang jadi satu-satunya bank pelat merah di bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4 mencatat perbaikan rasio kredit macet. Secara kotor, rasionya menurun 42 bps (yoy) dari 2,79% pada 2018 lalu menjadi 2,37% akhir tahun lalu. Meski demikian rasio kredit macet bersihnya meningkat 17 bps dari 0,67% pada 2018 menjadi 0,84% pada 2019.
Adapun penyaluran kredit bank berlogo pita emas secara individual tahun lalu mencapai Rp 792,35 triliun dengan pertumbuhan 10,20% (yoy). Dari penyaluran kredit tersebut, nilai kredit macetnya mencapai Rp 18,84 trilun. Dari presentasi korporasi perseroan segmen komersial jadi penyumbang utamanya, senilai Rp 14,50 triliun atau setara 47,15% dari total nilai kredit macetnya.
Baca Juga: Dana murah Bank Mandiri hingga akhir 2019 capai 609,6 triliun
“Kinerja ini sesuai dengan perbaikan yang kami lakukan dalam tiga tahun belakangan. Dalam beberapa tahun terakhir NPL juga terus berkurang,” kata Direktur Manajamen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin saat paparan kinerja 2019, Jumat (24/1) lalu.
Adapun tahun ini, Bank Mandiri juga masih akan berupaya kembali menekan rasio kredit macet kotornya menjadi hingga 2,1%. Siddik bilang, ini bisa tercapai lantaran perseroan sudah memetakan risiko-risiko kreditnya.
Baca Juga: Berkat CKPN melandai, Bank Mandiri cetak laba bersih Rp 27,5 triliun tahun lalu
Apalagi perseroan juga telah menyiapkan tambahan pencadangan hingga Rp 25 triliun tahun ini, dan diperkirakan rasio pencadangannya bisa mencapai hingga 275%. Ini dilakukan guna mengimplementasikan ketentuan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) 71.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News