Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah fintech peer to peer (P2P) lending dihadapkan pada permasalahan kredit macet membengkak. Terpantau, sejumlah fintech P2P lending memiliki TWP90 di atas 5%. Hal itu ternyata juga berimbas kepada lender yang menyalurkan dananya lewat fintech lending. Salah satunya lender PT Igrow Resources Indonesia atau PT LinkAja Modalin Nusantara (iGrow).
Lender fintech iGrow yang tengah menempuh jalur hukum menuntut haknya mengaku sampai saat ini belum mendapatkan pengembalian dana dari perusahaan tersebut. Pengacara para lender iGrow yang tergabung dalam Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) Rifqi Zulham menyampaikan kliennya sama sekali belum mendapatkan haknya.
"Belum ada. Bahkan, proyek lender yang membeli asuransi, yang mana akan menjamin pengembalian kerugian para lender yang gagal bayar juga tidak ada yang cair," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (3/1).
Baca Juga: Kredit Macet Sejumlah Fintech Lending di Atas 5%, Ini Kata Pengamat
Rifqi pun bersikukuh bahwa kliennya akan tetap menempuh jalur hukum sampai hak mereka bisa didapatkan sepenuhnya. Sebab, permasalahan tersebut sudah berlarut-larut tak terselesaikan.
Sebenarnya mereka telah melakukan mediasi sebelumnya dengan pihak iGrow. Akan tetapi, mediasi gagal karena kedua pihak tak mencapai titik temu. Rifqi menyampaikan pihaknya saat ini tengah menyusun gugatan baru yang tengah disempurnakan dengan menambah jumlah tergugat.
Berdasarkan pantauan Kontan.co.id, iGrow memiliki TKB90 sebesar 53,44% atau kredit macetnya 45,56%. Selain iGrow, sejumlah fintech lending juga memiliki TWP90 di atas 5%, di antaranya Danamas sebesar 9,91%, Investree sebesar 12,58%, Maucash sebesar 5,73%, hingga TaniFund kredit macetnya mencapai 63,93% atau TKB90 hanya 36,07%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News