kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.224   -44,00   -0,27%
  • IDX 7.097   0,57   0,01%
  • KOMPAS100 1.061   -1,66   -0,16%
  • LQ45 834   -1,33   -0,16%
  • ISSI 215   0,18   0,08%
  • IDX30 426   -0,55   -0,13%
  • IDXHIDIV20 514   0,79   0,15%
  • IDX80 121   -0,21   -0,17%
  • IDXV30 125   -0,28   -0,22%
  • IDXQ30 142   -0,01   0,00%

Kredit macet KUR di BPD makin tinggi di bulan Mei


Kamis, 03 Juli 2014 / 12:00 WIB
Kredit macet KUR di BPD makin tinggi di bulan Mei
ILUSTRASI. Sebuah balon terbang di langit di atas Billings, Montana, AS. 1 Februari 2023 dalam gambar ini diperoleh dari media sosial. Chase Doak/melalui REUTERS


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dalam penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) oleh bank pembangunan daerah (BPD) masih tinggi.

Menurut Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), kondisi ini disebabkan masih banyak BPD yang belum berpengalaman dalam menyalurkan kredit produktif.

Eko Budiwiyono, Ketua Umum Asbanda mengatakan, selama bertahun-tahun, kebanyakan BPD di berbagai daerah mengandalkan penyaluran kredit konsumsi dalam portofolionya. Utamanya adalah kredit multiguna yang banyak disalurkan pada kalangan pegawai negeri sipil (PNS) di masing-masing daerah.

“Kini sejumlah BPD pelan-pelan mulai meningkatkan peran dalam penyaluran kredit produktif, termasuk KUR,” kata Eko, Kamis (3/7).

Kondisi ini membuat BPD harus belajar dari awal. Mulai dari menyiapkan SDM untuk memantau perkembangan usaha debitur KUR secara jangka panjang, sistem pengawasan, analisis resiko, dan lain sebagainya.

“Inilah yang membuat NPL KUR BPD secara industri masih tinggi. Tapi saya yakin seiring berjalannya waktu dan kemajuan dalam proses belajar BPD, NPL KUR BPD pelan-pelan akan turun di masa akan datang,” ujar Eko yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Bank DKI.

Sebagaimana diketahui, menurut data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, penyaluran KUR oleh BPD sampai bulan Mei 2014 telah mencapai Rp 14,71 triliun dengan jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar 185.122 debitur.

Rata-rata kredit yang diterima debitur sebesar Rp 79,5 juta. Bank Jatim dan Bank Jabar Banten (BJB) merupakan BPD yang menyalurkan KUR terbesar sekitar Rp 4,25 triliun dan Rp 3,27 triliun.

Untuk di luar pulau Jawa, Bank Nagari dan Bank Kalbar merupakan Bank Pelaksana terbesar yang menyalurkan KUR masing-masing sebesar Rp 1,77 triliun dan Rp 426.323 miliar.

Sayangnya, sampai Mei 2014, NPL yang terbentuk dari penyaluran KUR oleh BPD masih tinggi, yakni sebesar 9,1%.  NPL tersebut meningkat dibanding periode yang sama tahun 2013 yakni sebesar 7,5%.

Kala itu, penyaluran KUR oleh BPD di Mei 2013 mencapai Rp 10,9 triliun dengan jumlah UMKM sebesar 139.524 debitur. Rata-rata kredit yang diterima debitur sebesar Rp 78,2 juta.

Bank Jatim dan BJB tetap menjadi BPD dengan penyalurkan KUR terbesar, yakni sekitar 3,5 triliun dan 2,5 triliun. Untuk di luar pulau Jawa, Bank Nagari dan Bank Kalbar juga tetap jadi BPD yang menyalurkan KUR terbesar, masing-masing sebesar Rp. 1,1 triliun dan 295,450 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×