kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -2.000   -0,11%
  • USD/IDR 16.208   -7,00   -0,04%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Kredit Macet Sejumlah Perbankan Syariah Meningkat di Semester I-2025


Senin, 18 Agustus 2025 / 17:45 WIB
Kredit Macet Sejumlah Perbankan Syariah Meningkat di Semester I-2025
ILUSTRASI. Transaksi Digital: Nasabah memanfaatkan aplikasi perbankan untuk bertransaksi di Jakarta, Senin (4/8/2025). Sejumlah perbankan syariah mencatatkan pembengkakan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) atau kredit macet di Semester I-2025.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan syariah mencatatkan pembengkakan rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) atau kredit macet, dalam enam bulan pertama tahun 2025.

Adapun berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio NPF Bank Umum Syariah (BUS) berada di level 2,21% per Mei 2025. Angka ini meningkat dari posisi 2,10% pada periode sama tahun sebelumnya, dan 2,18% pada April 2025.

Sama halnya dengan BUS, rasio NPF unit usaha syariah (UUS) juga menunjukkan tren peningkatan. Per Mei 2025 NPF UUS berada di level 2,41%, naik dari 2,23% di periode sama tahun lalu, dan 2,40% pada bulan sebelumnya atau April 2025.

Baca Juga: Laba Sebelum Pajak Bank Mega Syariah Naik 3,46% di Semester I-2025

Sejumlah perbankan seperti PT Bank BCA Syariah juga mencatatkan peningkatan NPF pada semester I-2025 menjadi 1,75% dari 1,36% di periode sama tahun sebelumnya.

Direktur BCA Syariah, Ina Widjaja menjelaskan bahwa NPF bisa dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi ekonomi makro, pengelolaan internal, hingga karakteristik industri tertentu.

“NPF itu pasti akan selalu ada. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menyelesaikannya dengan cepat dan menjaga agar tidak berdampak lebih luas,” ujar Ina saat paparan kinerja perusahaan, Rabu (6/8).

Lebih lanjut Ina mengatakan bahwa terjadi kenaikan NPF pada sektor small medium enterprise (SME) maupun konsumer karena dihadapkan pada berbagai tantangan.

Baca Juga: Spin Off Unit Usaha Syariah BTN Ditargetkan Selesai September 2025

Menurutnya, tantangan di segmen UMKM atau SME memang dibutuhkan ketahanan. Jadi ketika pelaku ekonomi menghadapi badai, ketika daya beli turun, mereka harus membuktikan tetap punya ketahanan/energi untuk tahu performance-nya.

Ina menambahkan, BCA Syariah memiliki platform internal sendiri dalam menjaga NPF agar tetap terkendali, tidak hanya berpatokan pada ketentuan regulator.

Dalam menjaga kualitas pembiayaan ke depan, pihaknya melakukan proses seleksi dan analisis nasabah, pemantauan berkelanjutan, hingga penguatan hubungan dengan nasabah.

BCA Syariah pun optimistis kualitas pembiayaan atau NPF dapat terjaga di bawah 2% hingga akhir tahun 2025.

PT Bank Mega Syariah juga turut mencatatkan kenaikan rasio pembiayaan bermasalah atau NPF menjadi 0,99% pada semester I-2025 dari 0,92% pada semester I-2024.

Hanie Dewita, Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah mengatakan, angka tersebut masih jauh lebih baik dibandingkan rata-rata industri perbankan syariah yang berada di kisaran 2%.

“Kenaikan yang sangat kecil tersebut juga masih terbilang wajar mengingat pertumbuhan bisnis pembiayaan bank Mega Syariah tumbuh signifikan sebesar 29,84% yoy menjadi Rp 9,55 triliun pada semester I tahun ini,” ujar Hanie.

Baca Juga: BI Kaji Pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) Berbasis Syariah

Untuk menjaga kualitas pembiayaan yang sehat dan berkelanjutan, perseroan akan selalu mengedepankan pengelolaan risiko yang berbasis pada ketentuan regulator dan mengacu pada Basel Accord dan market best practices.

Selain itu, Bank Mega Syariah juga telah menetapkan Risk Acceptance Criteria (RAC) secara bankwide, serta RAC khusus untuk sektor-sektor prioritas yang menjadi fokus pembiayaan.


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×