Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Meskipun perolehan labanya tahun lalu terkoreksi cukup dalam, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) berhasil menjaga rasio kredit bermasalahnya (NPL/non performing loan).
NPL perseroan membaik di mana pada tahun 2012, NPL berada di posisi 3,16%. Sedangkan pada tahun berikutnya, NPL WOM Finance menurun hingga ke level 2,85%. Rasio tersebut pun kian turun. Tercatat, NPL multifinance yang menyalurkan kredit bagi kendaraan roda dua tersebut berada di level 2,75% di 2014.
Semakin kecil rasio NPL multifinance, semakin baik pula kualitas piutang pembiayaannya, sehingga besaran piutang bermasalah alias macet pun semakin minim.
Dari total piutang pembiayaan bruto WOM Finance tahun lalu yang berjumlah Rp 10,65 triliun, total piutang yang menunggak lebih dari 90 hari mencapai Rp 302,4 miliar. Sedangkan di tahun 2013, dari total piutang pembiayaan bruto perseroan sebanyak Rp 10,37 triliun, jumlah piutang yang menunggak lebih dari 90 hari berkisar Rp 294,11 miliar.
Seiring membaiknya NPL, perseroan juga meningkatkan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai dari Rp 148,37 miliar di tahun 2013 menjadi Rp 221,06 miliar tahun lalu atau tumbuh 48,99%.
Dalam keterbukaan informasinya, mereka yakin jumlah cadangan kerugian penurunan nilai tersebut memadai guna menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.
Seperti diberitakan sebelumnya, 2014 kemarin boleh dibilang merupakan tahun yang kurang menggembirakan bagi WOM Finance. Bagaimana tidak, perseroan hanya berhasil mencatat laba sebesar Rp 36,33 miliar. Padahal di tahun sebelumnya, anak usaha Bank Internasional Indonesia (BII) tersebut masih berhasil membukukan laba sebanyak Rp 66,35 miliar. Berarti, terjadi penurunan perolehan laba sebesar 45,24%.
Perseroan menjelaskan, penurunan laba tersebut disebabkan oleh kenaikan tingkat suku bunga untuk pendanaan dan persaingan industri yang cukup ketat. Memang beban pendanaan WOM Finance tercatat melonjak 28,66% dari level Rp 331,38 miliar menjadi Rp 426,38 miliar di tahun 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News