kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   3.000   0,20%
  • USD/IDR 16.054   -49,00   -0,31%
  • IDX 7.224   -34,45   -0,47%
  • KOMPAS100 1.084   -11,98   -1,09%
  • LQ45 850   -11,29   -1,31%
  • ISSI 221   -1,04   -0,47%
  • IDX30 434   -6,64   -1,51%
  • IDXHIDIV20 522   -8,34   -1,57%
  • IDX80 124   -1,50   -1,20%
  • IDXV30 128   -2,18   -1,67%
  • IDXQ30 144   -2,12   -1,45%

Kredit melambat dan tren restrukturisasi jadi penyebab anjloknya NIM perbankan


Minggu, 06 September 2020 / 20:26 WIB
Kredit melambat dan tren restrukturisasi jadi penyebab anjloknya NIM perbankan
ILUSTRASI. Nasabah memanfaatkan layanan ATM bank OCBC NISP untuk bertransaksi


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

Alasannya, perseroan memang berniat untuk mendorong kredit agar tumbuh hingga 10% tahun ini. Terutama setelah mendapatkan penempatan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pemerintah sebesar Rp 2 triliun yang bakal disalurkan ke dalam bentuk kredit sebesar Rp 4 triliun. 

"NIM harapannya stabil. Sehingga pertumbuhan kredit dengan adanya jaga PEN bisa turut menjaga profitabilitas," ujarnya. 

Bukan cuma bank menengah besar saja, bank kecil seperti PT Bank Ina Perdana Tbk pun nyatanya mengalami nasib serupa. 

Menurut Direktur Utama Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu, posisi NIM perseroan di bulan Juli 2020 ada di level 3,44%. Bila merujuk laporan keuangan perseroan, di bulan Juni 2019 lalu perseroan sempat mencetak NIM 4,03%. 

Baca Juga: Begini strategi peningkatan kinerja Bank Mandiri di tahun 2020

Daniel menyebut hal itu tentunya merupakan salah satu dampak paling nyata bagi perbankan di tengah situasi pandemi Covid-19. Utamanya karena banyaknya debitur yang meminta keringanan kredit. Walhasil, pihaknya pun sedang berupaya untuk menjaga efisiensi agar bisa tetap menjaga arus keuangan. "Kami perkirakan NIM sampai akhir tahun bisa mencapai 3,5%," ungkapnya.

Sedikit berbeda, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) terbukti masih mampu menjaga NIM di level yang tinggi. Per Juni 2020 Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menyebut NIM BCA masih di kisaran 6%. Wajar saja, BCA memang sudah sejak beberapa bulan terakhir memang memangkas bunga deposito untuk mengurangi beban bunga sekaligus mengikuti tren di pasar. "Suku bunga deposito BCA sekarang di kisaran 3,5% pada Agustus 2020," ujar Vera. 

Tetapi, posisi NIM BCA pun juga turun sebanyak 0,2% bila dihitung seccara tahunan. Tetapi, walau tidak menyebut target NIM secara spesifik, bank swasta terbesar di Tanah Air ini tetap akan berupaya untuk menjaga pertumbuhan agar tetap stabil, dalam menghadapi krisis pandemi Covid-19.  

Selanjutnya: Pandemi corona tak ganggu target perbankan untuk naik kelas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×