Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski dihantam pandemi corona, sejumlah bank masih optimistis bisa menunaikan target naik kelasnya tahun ini. Meskipun jelas pula ada bank yang mengurungkan niatnya.
PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) misalnya masih optimistis tahun ini bisa menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) 3 pada tahun ini tanpa adanya aksi korporasi alias secara organik.
“Proyeksi kami, secara organik target modal menjadi BUKU 3 tahun ini masih bisa dicapai,” kata Direktur Business Support Bank Woori Sadhana Priatmadja kepad Kontan.co.id, Selasa (1/9).
Baca Juga: Bank Oke siap gelar rights issue Rp 500 miliar
Per Juni 2020, modal inti perseroan tercatat senilai Rp 4,80 triliun, Artinya perseroan butuh sekitar Rp 200 miliar lagi buat naik menjadi BUKU 3.
Sayangnya, laba perseroan pada semster I-2020 memang tercatat menurun 16,57% (yoy), dari Rp 299,93 miliar pada Juni 2019 menjadi Rp 250,20 miliar.
“Penurunan laba akibat pandemi, karena periode Maret-Mei bisnis melambat. Pada Awal Juni sudah mulai kembali meningkat, namun belum berdampak besar ke neraca,” sambungnya.
Sementara di kelas bank besar, ada PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang tahun ini bisa menjadi BUKU 4 dengan modal inti di atas Rp 30 triliun. ini seiring rencana integrasi kantor cabang Bangkok Bank pasca akuisisi.
Per Juni 2020, modal inti Bank Permata tercatat senilai Rp 21,84 triliun. Sedangkan kantor cabang Bangkok Bank di Indonesia punya modal Rp 21,15 triliun. Jika integrasi rampung, Bank Permata serta merta akan jadi BUKU 4.
"Ini sesuai dengan rencana integrasi dan sejalan dengan arahan OJK. Penyelesaian integrasi ditargetkan sebelum akhir tahun, Sesudah integrasi juga otomatis akan menjadi BUKU 4,” kata Direktur Keuangan Bank Permata Lea Kusumawijaya.
Sementara adapula bank yang mesti mengurungkan niatnya menjadi BUKU 3 tahun ini yaitu PT Bank Raykat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO). Target tersebut ditunda karena perseroan membatalkan aksi penambahan modal lewat rights issue. Dana hasil rights issue ini yang sebelumnya diniatkan jadi penambah modal inti perseroan.
Baca Juga: Sejumlah bank bakal lakukan rights issue untuk tambah modal, siapa saja?
“Sudah kami putuskan rights issue untuk tidak dilakukan. Karena izin dari Kementerian BUMN juga akan berakhir tahun ini,” kata Direktur Utama BRI Agro Ebeneser Girsang.
Perseroan sebelumnya merancang aksi rights issue pada pertengahan tahun lalu untuk menerbitkan 3 miliar saham dengan target penghimpunan dana Rp 700 miliar. Aksi ini sempat beberapa kali ditunda hingga akhirnya dibatalkan oleh perseroan.
Berutungnya penundaan menjadi BUKU 3 disebut Ebeneser tak akan terlampau lama. pada 2021 perseroan secara organik bisa menunaikan target ini.
“Modal inti hingga Desember 2020, secara organik modal inti kami akan mencapai Rp 4,2 triliun. Sementara kami perkirakan pada akhir 2021 modal kami akan mencapai Rp 5 triliun lebih, sehingga bisa menjadi BUKU 3,” sambungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News