kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.980.000   15.000   0,76%
  • USD/IDR 16.809   21,00   0,12%
  • IDX 6.436   -2,46   -0,04%
  • KOMPAS100 926   -0,24   -0,03%
  • LQ45 721   -2,07   -0,29%
  • ISSI 205   0,88   0,43%
  • IDX30 375   -1,00   -0,27%
  • IDXHIDIV20 453   -1,46   -0,32%
  • IDX80 105   -0,09   -0,09%
  • IDXV30 111   0,28   0,25%
  • IDXQ30 123   -0,03   -0,03%

Kredit melambat, laba Bank Harda tetap kinclong


Senin, 13 Juli 2015 / 22:38 WIB
Kredit melambat, laba Bank Harda tetap kinclong


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan kredit perbankan karena perekonomian nasional yang suam-suam kuku juga berdampak pada Bank Harda Internasional. Namun demikian, laba bank yang sebentar lagi akan tercatat sebagai emiten Bursa Efek Indonesia itu tetap kinclong. Yaitu, Rp 9 miliar sampai Juni 2015 atau melesat 140,4% ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Antonius Prabowo Argo, Direktur Utama Bank Harda menuturkan, pihaknya menargetkan meraup laba bersih sebesar Rp 18 miliar sampai akhir tahun nanti. "Sampai pertengahan tahun ini, laba kami on the track mencapai Rp 9 miliar atau sudah separuh dari target," ujarnya, Senin (13/7).

Pertumbuhan laba nan kinclong, lanjut dia, lantaran kesuksesannya menekan rasio kredit macet alias Non Performing Loan (NPL). NPL Bank Harda sebelumnya menunjukkan tren meningkat. Namun, restrukturisasi dan lego aset yang dilakukannya berhasil menyeret turun NPL dari 3% menjadi 2,7% sampai Juni 2015.

Selain itu, penyaluran kredit perseroan juga terus digenjot tumbuh. Sampai separuh pertama tahun ini, perseroan membukukan kredit sebesar Rp 1,6 triliun atau tumbuh kurang dari 10% ketimbang periode yang sama tahun lalu. "Kami menargetkan kredit tumbuh 30% dan NPL 2% sampai akhir tahun ini. Sehingga, target laba bisa tercapai," terang Antonius.

Faktor penopang pertumbuhan laba lainnya akan berasal dari upaya perseroan menekan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Saat ini, tren BOPO perseroan terus menurun, yakni dari 99,42% pada akhir tahun lalu menjadi sekitar 96%. Di sisi lain meningkatkan Net Interest Margin (NIM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×