kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Harda bakal menggemukkan segmen ritel


Senin, 13 Juli 2015 / 20:39 WIB


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank Harda Internasional bakal banting setir menggemukkan kredit segmen ritelnya ketimbang komersial. Pasalnya, segmen ritel dinilai lebih menjanjikan sebagai motor penggerak bisnis perseroan. Saat ini, komposisi kredit segmen ritel baru sebesar 32%.

Antonius Prabowo Argo, Direktur Utama Bank Harda mengungkapkan, pihaknya bercita-cita untuk mempertebal porsi kredit ritel menjadi 70% dalam jangka panjang. "Pelan-pelan, kami akan genjot porsinya naik 5% setiap tahun. Jadi, akhir tahun ini bisa mencapai 37% dari total kredit," ujarnya, Senin (13/7).

Sebagai strategi, sambung dia, pihaknya akan menerapkan layanan perbankan yang cepat untuk merespon kebutuhan nasabah. Namun, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. "Kami kira, segmen ritel ini cukup baik. Potensinya besar, pertumbuhannya juga menjanjikan dan dari sisi risiko pun cukup terkendali. Makanya, kami ingin ritel dominan," terang Antonius.

Hingga saat ini, segmen komersial masih mendominasi porsi kredit yang disalurkan Bank Harda. Yaitu, mencapai 63%. "Diikuti oleh kredit segmen konsumer dan mikro sekitar 4%," imbuh Teddy Sadikin, Direktur Bisnis Bank Harda.

Adapun, plafon kredit di Bank Harda berkisar sampai dengan Rp 50 juta untuk nasabah mikro, Rp 50 juta-Rp 500 juta untuk nasabah kecil, Rp 500 juta-Rp 5 miliar untuk nasabah menengah, serta lebih dari Rp 5 miliar untuk kredit komersial dan konsumsi.

Sampai separuh pertama tahun ini, bank yang sedang mempersiapkan diri untuk melantai di Bursa Efek Indonesia tercatat menyalurkan kredit sebesar Rp 1,6 triliun atau meningkat kurang dari 10% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Kami menargetkan mengantongi pertumbuhan kredit sekitar 30%. Kami kira, kami bisa mengejar target pertumbuhan kredit pada semester kedua, meski kondisinya memang tak semenarik tahun-tahun sebelumnya. Namun, beberapa sektor masih sangat menjanjikan, seperti perdagangan dan mikro," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×