Reporter: Issa Almawadi, Dea Chadiza Syafina, Nina Dwiantika, Adhitya Himawan | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Musim pengumuman kinerja telah tiba. Senin (10/2), tiga bank kakap melaporkan rapor kinerja mereka sepanjang tahun 2013. Dari mereka dapat ditarik benang merah: pertumbuhan penyaluran kredit melambat, tapi bank tetap membukukan kenaikan laba dobel digit.
Salah satunya Bank Mandiri. Bank dengan aset terbesar di Tanah Air ini meraih laba sebesar Rp 18,2 triliun, naik 17,4% dibandingkan posisi akhir 2012 yang sekitar Rp 15,5 triliun (lihat tabel). Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri menyatakan, laba bank berlogo pita emas ini sejatinya mencapai Rp 28 triliun.
"Angka tersebut tumbuh 20%. Tapi karena kami menganggarkan dana pencadangan (provisi), maka laba hanya tumbuh 17,4%," tutur Budi. Provisi Bank Mandiri meningkat 43,2% menjadi Rp 4,86 triliun. Faktor lain, kredit Bank Mandiri tumbuh 21,5% menjadi Rp 472,4 triliun, melambat dibandingkan penyaluran kredit tahun 2012 yang tumbuh 23,7%.
Sementara pendapatan komisi alias fee based income unjuk gigi. Dee based income) yang naik 18,6% atau setara Rp 14,5 triliun. Bank Tabungan Negara (BTN) juga meraih kenaikan laba 14,7% menjadi Rp 1,56 triliun di tahun 2013. Maryono, Direktur Utama BTN, menyatakan pertumbuhan laba ditopang oleh pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp 5,36 triliun, tumbuh sebesar 19,27% dibandingkan tahun 2012.
Laba BTN mendaki di tengah melambatnya pertumbuhan kredit. Sepanjang tahun 2013, kredit mencapai Rp 100,46 triliun, tumbuh 23,4%. Di tahun 2012 kredit tumbuh mencapai 28,1%. Sementara, OCBC NISP membukukan pertumbuhan kredit 21% menjadi Rp 64 triliun, per akhir Desember 2013.
Dus, laba bersih bank ini mendaki 25% menjadi Rp 1,1 triliun. Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP, mengatakan, mesin pencetak laba berasal dari kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 22% menjadi Rp 3,1 triliun.
Anak usaha & fee based
Andy Ferdinand, Kepala Riset Batavia Prosperindo Sekuritas, meramal tahun ini pertumbuhan kredit perbankan berpotensi kembali melambat. Namun, bank tak kehabisan akal agar mampu bertahan. Salah satunya, mengandalkan sumbangsih anak usaha.
Bank Mandiri siap menggeber kontribusi laba dari anak usaha naik hingga 25%, menjadi Rp 2,4 - Rp 2,5 triliun. Pendapatan fee based ditargetkan berkontribusi 30% terhadap total pendapatan.
Sementara, BTN menggandeng Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) siap membentuk anak usaha patungan di bidang asuransi jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News