kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.741.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.397   -10,00   -0,06%
  • IDX 6.457   -58,18   -0,89%
  • KOMPAS100 926   0,08   0,01%
  • LQ45 726   -0,73   -0,10%
  • ISSI 203   -1,34   -0,65%
  • IDX30 378   -0,88   -0,23%
  • IDXHIDIV20 452   -2,55   -0,56%
  • IDX80 106   0,14   0,14%
  • IDXV30 109   0,62   0,57%
  • IDXQ30 124   -0,38   -0,31%

Kredit Menganggur di Bank Besar Meningkat, BCA Catat Nilai Tertinggi


Senin, 17 Maret 2025 / 06:05 WIB
Kredit Menganggur di Bank Besar Meningkat, BCA Catat Nilai Tertinggi
ILUSTRASI. Kredit menganggur, BCA mencatatkan nilai terbesar, yakni Rp 427,18 triliun, meningkat 6,46% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. KONTAN/Baihaki/17/12/2024


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun kredit perbankan terus tumbuh, tampaknya debitur belum sepenuhnya memanfaatkan fasilitas kredit yang tersedia.

Hal ini tercermin dari meningkatnya jumlah kredit menganggur (undisbursed loan) di bank-bank besar.

Di kelompok bank kategori KBMI 4, total kredit menganggur mencapai Rp 879,93 triliun per Januari 2025, naik sekitar 8,76% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Baca Juga: Kredit Menganggur Perbankan Menumpuk Saat Ketidakpastian Ekonomi Meningkat

Dari angka tersebut, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA mencatatkan nilai terbesar, yakni Rp 427,18 triliun, meningkat 6,46% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) atau Bank Mandiri menjadi bank dengan pertumbuhan kredit menganggur tertinggi di antara bank besar lainnya pada Januari 2025.

Kredit menganggur bank berlogo pita emas ini naik 20,91% YoY menjadi Rp 261,45 triliun, sementara penyaluran kreditnya tumbuh 19,3% YoY.

Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI juga mengalami pertumbuhan kredit menganggur sebesar 8,95% YoY, dengan nilai mencapai Rp 58,58 triliun. Dari segi nominal, BNI memiliki jumlah kredit menganggur terkecil di antara bank KBMI 4.

Sebaliknya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI mencatatkan tren berbeda. Kredit menganggur BRI justru turun 3,75% YoY menjadi Rp 132,71 triliun.

Hal ini menunjukkan bahwa bank yang dikenal dekat dengan segmen wong cilik ini berhasil mengelola pencairan kredit dengan lebih efektif.

Baca Juga: Kredit Menganggur Bank Besar Makin Menumpuk, Capai Ratusan Triliun pada 2024

Faktor Penyebab dan Proyeksi ke Depan

Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama meningkatnya kredit menganggur adalah adanya proyek atau kredit investasi yang masih dalam proses pencairan bertahap sesuai jadwal.

Selain itu, Bank Mandiri juga berusaha menjaga keseimbangan antara persetujuan pinjaman dan pencairannya guna memastikan pertumbuhan berkelanjutan serta mengelola risiko dengan baik.

“Kami optimistis pencairan fasilitas kredit akan membaik hingga akhir tahun 2025,” ujar Ashidiq pada Sabtu (15/3).

Ia menambahkan bahwa optimisme ini didukung oleh kondisi ekonomi yang tetap kuat dan meningkatnya konsumsi masyarakat. Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit secara konsolidasi sebesar 10-12% YoY, dengan fokus pada sektor-sektor yang resilien serta tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Baca Juga: Kredit Menganggur Bank Mandri (BMRI) Tumbuh 12,97%, Ini Penyebabnya

BCA Tetap Jaga Prinsip Kehati-hatian dalam Penyaluran Kredit

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menegaskan bahwa kredit BCA per Januari 2025 masih dalam kondisi sehat, dengan total kredit mencapai Rp 893 triliun. Namun, kredit menganggur BCA masih setara dengan 47,81% dari total kredit yang disalurkan.

“BCA akan terus mendorong penyaluran kredit ke berbagai segmen dan sektor guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Hera.

Ia juga menegaskan bahwa BCA tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dengan manajemen risiko yang disiplin dalam menyalurkan kredit.

Dengan tren peningkatan kredit menganggur ini, perbankan diharapkan dapat terus menyeimbangkan pertumbuhan kredit dengan pencairan yang lebih optimal, sehingga dapat mendukung perekonomian secara lebih efektif.

Selanjutnya: API Harap Revisi Permendag 8/2024 Perkuat Proteksi bagi Industri Tekstil Lokal

Menarik Dibaca: Katalog Promo Alfamidi Hemat Satu Pekan Terbaru Periode 17-23 Maret 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×