kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.707.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Mengintip Kinerja Penyaluran Kredit UMKM Bank Besar pada 2024


Senin, 17 Februari 2025 / 19:05 WIB
Mengintip Kinerja Penyaluran Kredit UMKM Bank Besar pada 2024
ILUSTRASI. Bank KBMI 4 mencatatkan kinerja yang positif pada penyaluran kredit ke segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM) pada 2024 lalu. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/Spt.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan dalam kelompok bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4 alias bank besar terlihat mencatatkan kinerja yang positif pada penyaluran kredit ke segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM) pada 2024 lalu. 

Momentum ini terjadi ditengah tekanan terhadap kelas menengah serta dinamika perekonomian global. 

Adapun berdasarkan data Bank Indonesia (BI) penyaluran kredit ke segmen UMKM tumbuh terbatas di Desember 2024 sebesar 3,0% secara tahunan atau year on year (yoy) dengan nilai Rp 1.405,0 triliun, setelah bulan sebelumnya tumbuh 3,7% yoy mencapai Rp 1.405,1 triliun.

Pada skala usaha mikro menunjukkan pertumbuhan kredit 0,8% yoy mencapai Rp 635,7 triliun pada Desember 2024. Persentase ini lebih rendah dari 3,1% yoy pada bulan sebelumnya. Pada periode yang sama, kredit skala usaha kecil juga tumbuh melambat sebesar 7% yoy dari 7,2% yoy di bulan sebelumnya dengan nilai kredit mencapai Rp 456,2 triliun.

Baca Juga: Tantangan dan Strategi Perbankan Menghadapi Risiko Kredit di 2024

Adapun pada skala usaha menengah, laju penyaluran kredit per Desember 2024 tumbuh 1,9% yoy, dibanding negatif 0,9% pada November 2024 dengan total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 313,1 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menjelaskan, melambatnya pertumbuhan penyaluran kredit ke segmen UMKM terjadi ditengah tekanan terhadap kelas menengah serta dinamika perekonomian global.

Menurutnya, proses recovery kredit yang dilakukan tidak sama tingkatannya di berbagai sektor. Karena pertumbuhan kredit UMKM akan didominasi oleh perdagangan besar dan eceran sebesar 45,94%, diikuti sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 17,81%.

“Juga yang lainnya, itu adalah aktivitas jasa, industri pengolahan, kemudian juga penyedia akomodasi dan mamin,” ungkap Dian beberapa waktu lalu.

Ia menerangkan, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2025, terdapat beberapa program Pemerintah yang dirancang untuk menguatkan daya beli masyarakat, antara lain insentif Pajak Penghasilan bagi pekerja industri padat karya dan diskon pembelian listrik bagi pengguna kelas menengah.

"Dengan adanya inisiatif Pemerintah dimaksud dan dukungan dari berbagai stakeholders diharapkan mampu menumbuhkan bisnis dan kredit UMKM lebih baik dibanding periode sebelumnya," katanya.

Pada tahun ini, OJK menargetkan pertumbuhan kredit UMKM perbankan berada pada kisaran 9%. Angka tersebut disebut Dian merupakan kesimpulan dari rencana bisnis bank (RBB) pada tahun ini.

"Walau demikian target yang ditetapkan dapat dievaluasi secara berkala mengenai tingkat pencapaiannya. Untuk UMKM ini target kita bukan masalah pertumbuhan semata, tetapi pertumbuhan yang memang sehat dalam pengertian bahwa kita memang bisa mengentaskan UMKM juga dari waktu ke waktu," imbuhnya.

Baca Juga: 4 Juta UMKM Sudah Dapat Pinjaman, Cek Syarat & Cara Pengajuan KUR BRI Februari 2025

Sementara itu penyaluran kredit PT Bank Central Asia (BCA) ke segmen UMKM terlihat tumbuh 14,8% mencapai Rp 123,8 triliun.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, bahwa pihaknya melihat perekonomian domestik mampu bertumbuh, di tengah berbagai tantangan serta perubahan lanskap geopolitik global. 

BCA berkomitmen mendukung perekonomian nasional, dan hal ini kami wujudkan dalam penyelenggaraan berbagai acara strategis, di antaranya BCA Expo, BCA UMKM Fest 2024, BCA Wealth Summit 2024, dan Gebyar Hadiah BCA.

"Berbagai kegiatan itu berdampak positif terhadap kinerja perseroan, salah satunya terlihat dari penyaluran kredit ke segmen UMKM yang naik signifikan per Desember 2024,” kata Jahja.

Berdasarkan presentasi perusahaan, besaran kredit segmen UKM mencakup hingga 13,6% dari komposisi pembiayaan BCA pada 2024.

Adapun dari jajaran bank pelat merah, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) membukukan penyaluran kredit senilai Rp 1.354,64 triliun atau tumbuh 6,97% yoy pada Desember 2024. Sebesar Rp 1.110,37 triliun di antaranya, alias 81,97% merupakan pembiayaan kepada segmen UMKM.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, pemberdayaan UMKM tak sekedar memberikan kredit. Contohnya, BRI telah menutup ribuan cabang dan menggantinya dengan penerapan prinsip-prinsip sharing ekonomi melalui kerja sama dengan warung-warung kelontong atau agen BRILink. 

"Di tengah berbagai tantangan di pasar, BRI akan fokus untuk menjaga stabilitas dan resiliensi kinerja, serta akan berkomitmen untuk mendukung ekonomi kerakyatan, utamanya melalui pembiayaan yang inklusif dan berkelanjutan, serta berbagai inisiatif pemberdayaan untuk menumbuhkembangkan UMKM menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia," tegasnya.

Adapun penyaluran kredit PT Bank Mandiri ke segmen UMKM tumbuh 6% yoy menjadi Rp 135 triliun per akhir 2024. Realisasi ini menurut Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, sejalan dengan komitmen Bank Mandiri dalam memperkuat ekonomi berbasis kerakyatan.

"Bank Mandiri juga memperkuat strategi bisnisnya melalui peningkatan kualitas aset secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian (Prudential Banking) dalam ekspansi kredit dan penguatan manajemen risiko," kata Darmawan.

Berbeda dengan bank jumbo lainnya, PT Bank Negara Indonesia (BNI) terlihat mencatatkan penurunan penyaluran kredit ke segmen UMKM. Per Desember 2024 penyaluran kredit ke segmen UMKM BNI mencapai Rp 75,8 triliun. Capaian ini turun 10,8% dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 84,9 triliun. 

General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil Bank BNI Sunarna Eka Nugraha pun mengakui, penyaluran Kredit BNI ke Segmen UMKM di Tahun 2024 cukup menantang.

"Hal ini dikarenakan penurunan daya beli masyarakat dan gejolak geopolitik yang mempengaruhi kebutuhan ekspansi usaha pelaku UMKM cenderung moderat, sehingga permintaan kredit UMKM tidak terlalu tinggi dibandingkan tahun sebelumnya," ungkap Sunarna.

Selain itu, kata Sunarna di tahun 2024 ini, BNI memiliki fokus untuk perbaikan kualitas kredit UMKM, dikarenakan masih terdapat portofolio UMKM dengan kategori high risk portofolio.

Melihat 8 Misi Asta Cita Pemerintah dan paket kebijakan ekonomi yang memiliki fokus untuk berdampak pada masyarakat dan para pelaku UMKM, BNI optimis bahwa daya beli masyarakat akan meningkat sehingga berdampak pada peningkatan permintan kredit UMKM di tahun 2025.

"Target pertumbuhan kredit UMKM BNI di Tahun 2025 sejalan dengan proyeksi BI terhadap kredit industri perbankan, yaitu mencapai 11%-13%," ucapnya.

Sunarna menyebut, segmen UMKM yang diproyeksikan tumbuh lebih tinggi berada pada segmen Kecil dan Menengah, hal ini sejalan dengan salah satu fokus BNI untuk mendorong kredit UMKM yang berkualitas melalui penggarapan KUR Naik Kelas dan Nasabah UMKM yang memiliki transaksi baik di BNI.

Pada 2025, BNI juga akan fokus pada market UMKM yang memiliki low risk category, melalui optimalisasi penggarapan bisnis Value Chain Nasabah Korporasi, Digital Ecosystem, dan mitra kerja sama.

Selain itu, enhancement digitalisasi proses kredit yang terintegrasi secara end-to-end, dan mendorong kapasitas usaha UMKM melalui program-program inkubasi BNI, salah satunya BNI Xpora.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×