kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -10.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.291   14,00   0,09%
  • IDX 7.140   43,32   0,61%
  • KOMPAS100 1.026   0,52   0,05%
  • LQ45 779   2,15   0,28%
  • ISSI 234   0,17   0,07%
  • IDX30 402   1,16   0,29%
  • IDXHIDIV20 463   0,95   0,21%
  • IDX80 115   0,26   0,23%
  • IDXV30 117   0,40   0,34%
  • IDXQ30 129   -0,04   -0,03%

Pembayaran Menggunakan Kartu Kredit Meningkat pada Awal 2025, Apa Sebabnya?


Selasa, 15 Juli 2025 / 18:38 WIB
Pembayaran Menggunakan Kartu Kredit Meningkat pada Awal 2025, Apa Sebabnya?
ILUSTRASI. Pembayaran menggunakan metode Kartu Kredit masih tetap tumbuh di tengah makin maraknya pembayaran kredit menggunakan metode Buy Now Pay Later (BNPL). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pembayaran menggunakan metode Kartu Kredit masih tetap tumbuh di tengah makin maraknya pembayaran kredit menggunakan metode Buy Now Pay Later (BNPL), 

Hal ini dapat dilihat dari laporan Statistik Sistem Pembayaran dan Infrastruktur Pasar Keuangan (SPIP) yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI). Terbaru BI mencatat, total volume transaksi dengan Kartu Kredit periode Januari-April 2025 mencapai 161,412 juta transaksi.

Jumlah transaksi ini meningkat sekitar 12,6% year-on-year (YoY) bila dibandingkan capaian periode yang sama tahun 2024 yang sebesar 143,272 juta transaksi.

Ada pun, dilihat pada nilai transaksinya juga mengalami peningkatan. Pada periode Januari-April 2025, pembayaran dengan metode Kartu Kredit tercatat sebesar Rp 146,078 triliun. Meningkat 4,7% YoY dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 139,519 triliun.

Baca Juga: Bank Mandiri Bidik Pertumbuhan Bisnis Kartu Kredit di Atas 20%

Kondisi yang sama ternyata diamini pula oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA). BCA menegaskan bahwa meskipun banyak pilihan metode pembayaran kredit lainnya seperti BNPL yang banyak diminati, ternyata hingga saat ini Kartu Kredit masih menjadi salah satu alat pembayaran andalan bagi nasabah BCA. 

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn memaparkan bahwa total outstanding pinjaman konsumer yang berupa Kredit Multiguna, mayoritas berasal dari kartu kredit BCA meningkat 13,9% YoY menjadi Rp 23,3 triliun pada kuartal I-2025.

Di sisi kualitas portofolio, NPL (Non Performing Loan) kartu kredit BCA pada kuartal pertama 2025 tetap terjaga, sejalan dengan penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang disiplin.

"Kami berharap kualitas portofolio kartu kredit BCA tetap terjaga di level yang manageable hingga akhir tahun," tutur Hera kepada Kontan, Selasa (15/7).

Hera mengatakan bahwa hal ini didukung kemudahan penggunaan Kartu Kredit BCA di merchant dengan hadirnya fitur Contactless dari sisi transaksi, sehingga nasabah cukup mendekatkan kartu ke mesin EDC berlogo Contactless untuk menyelesaikan transaksi.

Sehingga ke depan, pihaknya optimistis bisnis kartu kredit akan terus tumbuh, seiring prospek pertumbuhan ekonomi yang terjaga.

Pengamat Perbankan dari Universitas Bina Nusantara (Binus) Doddy Ariefianto pun menyampaikan hal yang sama. Menurutnya, hingga saat ini pembayaran metode Kartu Kredit masih menjadi pilihan dan belum ditinggalkan oleh para penggunanya. Kartu Kredit tetap punya pangsa pasarnya sendiri terutama bagi nasabah yang ingin memperoleh pembiayaan secara instan (seketika).

"Meskipun memang ada overlapping nasabah pada kedua produk ini (BNPL dan Kartu Kredit). Tapi saya kira tidak besar," katanya.

Meskipun begitu, ada kemungkinan pasar Kartu Kredit diambil BNPL. Menurut pantauan Doddy, pertumbuhan kartu kredit cenderung stagnan dalam 3 tahun terakhir yang mana hanya tumbuh <4% per tahun.

Padahal per Mei 2025, baki debet kredit BNPL sebagaimana dilaporkan dalam SLIK, tumbuh 25,41% YoY menjadi Rp 21,89 triliun, dengan jumlah rekening mencapai 24,79 juta. Pun bulan sebelumnya pada April 2025 juga tumbuh tinggi 26,59% YoY.

Baca Juga: BNI Bidik 1,7 Juta Pengguna Kartu Kredit

"Di sisi lain BNPL tumbuh >20% per tahun, menjadi Rp 21.8 Triliun. Ini ada indikasi di pasar kartu kredit ‘diambil’ BNPL," tandasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa BNPL itu fenomena yang relatif baru yang muncul 5-10 tahun belakangan. Di awal introduksi produk, biasanya akan banyak nasabah yang ingin mencoba. Oleh karenanya, growth BNPL yang terlihat tinggi karena dimulai dari persentase yang rendah.

Sependapat, Pengamat Perbankan Mochammad Amin Nurdin juga menyampaikan hal yang selaras. Menurutnya, pertumbuhan penggunaan Kartu Kredit yang stagnan bisa jadi disebabkan karena Kartu Kredit yang dianggap lebih kompleks dibandingkan metode pembayaran BNPL maupun pinjaman online (pinjol).

"(Kartu kredit) Masih tumbuh, tapi kecil dan stagnan, karena kurang praktis dan proses pengajuan juga lebih kompleks dibandingkan paylater maupun pinjol. Kemudian promo yang sudah mulai menurun dan semakin banyak pesaing,» kata Amin.

Selanjutnya: OJK Susun SEOJK Tarif Premi Asuransi Properti, Ini Respons Jasindo

Menarik Dibaca: Edukasi Hidup Bersih dan Sehat, Guardian Gelar Guardiancares

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×