Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) di industri perbankan terus melambat. Meski demikian, sejumlah bank masih membukukan pertumbuhan hingga April 2025 ini.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, KMK di bulan April 2025 hanya tumbuh 4,6% YoY. Angka ini menyusut dari bulan Maret yang tercatat tumbuh sebesar 6,1% YoY dan Februari yang tumbuh 7,0% YoY.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, perlambatan ini terjadi akibat kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
Dampaknya, daya beli masyarakat sulit untuk kembali bangkit. Padahal, semangat para pelaku usaha untuk terus melakukan inovasi dan ekspansi bergantung pada hal tersebut.
Alhasil, permintaan KMK pun ikut menyesuaikan diri. “Dunia usaha bergantung pada daya beli masyarakat,” ujar dia saat dihubungi Kontan, Kamis (22/5).
Baca Juga: BI Revisi Target Kredit, Ini Rencana Sejumlah Perbankan
Tak cuma dari sudut pandang debitur, menurut Trioksa, kondisi likuiditas perbankan yang masih mengetat membuat mereka berhati-hati untuk menyalurkan kredit, termasuk untuk para pelaku usaha.
Meski demikian, kredit modal kerja di sejumlah perbankan nampaknya masih tumbuh. Misalnya pada bank swasta terbesar Tanah Air, PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Executive Vice President (EVP) Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn menyatakan, KMK BCA hingga Maret 2025 tumbuh 9,4% YoY mencapai Rp 421,5 triliun.
Penyaluran kredit ini, terang Hera, selalu disesuaikan dengan kondisi perekonomian. Hal ini tentunya dilakukan dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian.
“Kami berharap pertumbuhan kredit di 2025, termasuk kredit modal kerja, masih akan mencatatkan pertumbuhan positif,” ujar Hera.
Tak cuma bank besar, PT Bank Oke Indonesia Tbk (Oke Bank) juga masih mencatat pertumbuhan KMK di empat bulan pertama tahun ini.
Direktur Kepatuhan Oke Bank, Efdinal Alamsyah mengatakan, KMK Oke Bank hingga April 2025 tumbuh 3% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2024.
Kredit ini disalurkan ke seluruh sektor perekonomian, termasuk perdagangan, jasa, dan manufaktur.
Baca Juga: Makin Melambat, BI Turunkan Target Pertumbuhan Kredit Perbankan di 2025
Serupa dengan BCA, dalam menyalurkan kreditnya Oke Bank juga selalu mencermati dinamika perekonomian serta tren permintaan kredit yang sedang terjadi.
“Oke Bank tetap membuka peluang pembiayaan untuk seluruh sektor ekonomi, namun keputusan pemberian kredit akan didasarkan pada analisis kelayakan bisnis dan penilaian risiko masing-masing calon debitur,” ujar Efdinal.
Ke depan, Efdinal menarget pertumbuhan kredit secara keseluruhan sebesar 11% YoY di akhir tahun ini.
Selanjutnya: Dominasi Pasar! BYD Kuasai 56% Mobil Listrik Indonesia, Percepat Pembangunan Pabrik
Menarik Dibaca: Antisipasi Hujan Petir, Ini Prakiraan Cuaca Besok (23/5) di Jawa Tengah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News