kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Kredit Modal Kerja Tumbuh Terbatas, Bank Lebih Selektif Hadapi Tekanan Likuiditas


Kamis, 24 April 2025 / 20:39 WIB
Kredit Modal Kerja Tumbuh Terbatas, Bank Lebih Selektif Hadapi Tekanan Likuiditas
ILUSTRASI. Pertumbuhan kredit modal kerja perbankan nasional mulai menunjukkan perlambatan, seiring dengan tantangan ekonomi dan tekanan pada daya beli masyarakat. KONTAN/Baihaki/17/12/2024


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pertumbuhan kredit modal kerja perbankan nasional mulai menunjukkan perlambatan, seiring dengan tantangan ekonomi dan tekanan pada daya beli masyarakat.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit modal kerja tumbuh 6,2% YoY menjadi Rp 3.348,0 triliun per Februari 2025.

Capaian ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, Januari 2025, yang masih tumbuh 6,8% YoY dengan nilai penyaluran Rp 3.349,7 triliun.

Baca Juga: KB Bank Perkuat Modal Kerja PT INKA, Dukung Industri Strategis Nasional

Sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni 13% YoY, disusul sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh 20,2% YoY.

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan, menilai perlambatan ini disebabkan oleh semakin ketatnya likuiditas perbankan dan kehati-hatian bank dalam menyalurkan kredit.

“Bank cenderung lebih selektif dalam ekspansi kredit karena daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih,” ujar Trioksa kepada Kontan.co.id, Kamis (24/4).

Ia memperkirakan jika tekanan likuiditas dan lemahnya daya beli berlanjut, pertumbuhan kredit modal kerja tahun ini akan tetap tertahan.

Oleh karena itu, Trioksa menyarankan bank untuk lebih fokus dalam menjaga likuiditas dan mengutamakan kualitas kredit.

Perbankan Masih Optimistis

Meski tumbuh terbatas secara agregat, beberapa bank besar tetap mencatatkan kinerja positif.

Salah satunya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA yang menyalurkan kredit modal kerja sebesar Rp 421,5 triliun per Maret 2025, tumbuh 9,4% YoY.

Baca Juga: Bank Neo Commerce Gandeng Dua Mitra Salurkan Kredit Modal Kerja

Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, mengatakan bahwa penyaluran kredit BCA sejalan dengan tren pertumbuhan ekonomi nasional.

“BCA berkomitmen untuk mendukung pengembangan berbagai sektor dengan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang disiplin,” jelas Hera.

Ia menambahkan, dengan dukungan likuiditas yang memadai, BCA tetap optimistis menyalurkan kredit modal kerja secara berkelanjutan sepanjang 2025.

Hal serupa juga diungkapkan PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) atau OK Bank. Meski tak merinci angka, OK Bank mengklaim mencatat pertumbuhan kredit modal kerja positif hingga Maret 2025.

“Kenaikannya terutama berasal dari commercial loan dan pinjaman ke institusi keuangan,” ujar Efdinal, perwakilan manajemen OK Bank.

Namun, Efdinal mengakui bahwa ketidakpastian ekonomi global seperti risiko resesi dan inflasi tinggi masih menjadi hambatan.

Kondisi ini membuat debitur lebih berhati-hati mengambil pinjaman, sementara bank juga waspada terhadap risiko kredit macet.

“Persaingan dari lembaga keuangan lain, termasuk fintech dan bank besar yang menawarkan syarat lebih menarik, menjadi tantangan tersendiri,” tambahnya.

Baca Juga: Perbankan Mulai Antisipasi Risiko Kredit Macet Imbas Kebijakan Tarif Trump

Untuk mendorong pertumbuhan kredit modal kerja, OK Bank akan menerapkan strategi penyaluran kredit yang lebih fleksibel, seperti penyesuaian tenor, bunga kompetitif, dan struktur pembayaran yang disesuaikan dengan arus kas nasabah.

"Selanjutnya mengidentifikasi sektor-sektor yang berkembang dan memiliki potensi besar, dan menawarkan produk khusus atau program pembiayaan yang dirancang untuk kebutuhan spesifik sektor tersebut," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×