Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan kredit sepanjang tahun 2025 memang sedang tidak baik-baik saja. Ini terlihat dari posisi kredit menganggur atau undisbursed loan perbankan di akhir tahun yang tak kunjung turun.
Alih-alih mengalami penurunan, jumlah kredit menganggur justru terus mendaki dalam beberapa tahun terakhir. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi kredit menganggur di bank mencapai Rp 2.450 triliun atau sekitar 22,97% dari total kredit per Oktober 2025.
Mari bandingkan dengan dua bulan sebelumnya. Pada Agustus 2025, kredit menganggur di perbankan senilai Rp 2.372 triliun atau 22,71%. Selanjutnya, pada September 2025 naik sedikit menjadi Rp 2.374 triliun tetapi kontribusinya juga turun sedikit hingga 22,54%.
Ketua Umum Perbanas yang juga Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Hery Gunardi mengungkapkan saat ini memang perlu diakui bahwa kondisi kredit menganggur di industri tinggi. Hery melihat hal tersebut lantaran pelaku usaha menunggu momen yang tepat untuk ekspansi.
Baca Juga: Serangan Siber Marak, Perbankan Antisipasi dengan Monitoring Berkala
Menurut Hery, kondisi ini tersebut bahkan masih menjadi tantangan untuk tahun depan. Di mana, ekspansi dunia usaha berpotensi terbatas yang mengakibatkan kredit menganggur di perbankan tetap tinggi.
Di bank yang ia pimpin sendiri, kredit menganggur hingga Oktober 2025 tercatat senilai Rp 154 triliun. Tak main-main, kredit menganggur di BRI mengalami kenaikan hingga 69% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“Memang kondisinya pelaku usaha masih wait and see dan mereka melihat bisnisnya bakal profitable atau tidak,” ujar Hery, Senin (8/12/2025).
Kondisi serupa terjadi di PT Bank Central Asia Tbk (BCA), di mana posisi kredit menganggur per Oktober 2025 senilai Rp 460 triliun. Sebagai perbandingan, di periode Oktober 2024, kredit menganggur BCA baru senilai Rp 403 triliun.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn bilang BCA melihat pertumbuhan kredit akan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Ia memastikan BCA Terus mendorong penyaluran kredit ke berbagai segmen dan sektor, sekaligus mempertimbangkan prinsip kehati-hatian.
“BCA juga mengelola dengan baik pembiayaan yang belum ditarik (undisbursed loan) secara prudent,” ujar Hera.
Baca Juga: Pertumbuhan Kredit Bank Digital Tetap Kuat di 2025, Direct Lending Makin Dominan
Di sisi lain, Hera bilang tren pertumbuhan kredit BCA juga masih terjaga untuk saat ini. Di mana, hingga Oktober 2025 tumbuh 7,6% YoY dan itu masih selaras dengan target pertumbuhan kredit 6%-8% pada tahun 2025.
Direktur Utama PT Bank Maybank Indonesia Tbk Steffano Ridwan juga mengungkapkan permintaan kredit memang belum pulih yang artinya tetap rendah. Ia sependapat bahwa saat ini pelaku usaha belum cukup berani untuk ekspansi maupun investasi.
Meski demikian, di sisa akhir tahun ini, ia menegaskan akan memaksimalkan pencairan kredit. Dengan harapan, Maybank Indonesia bisa mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan target yang sudah ditetapkan.
“Memang pada akhirnya semuanya tergantung terhadap kebutuhan nasabah sendiri,” pungkasnya.
Selanjutnya: Rekomendasi Lipstik Wardah yang Bikin Wajah Cerah, Harga di Bawah Rp 100 Ribuan
Menarik Dibaca: Rekomendasi Lipstik Wardah yang Bikin Wajah Cerah, Harga di Bawah Rp 100 Ribuan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













