kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit perbankan naik di bulan Juli, ini sektor yang mulai menggeliat


Kamis, 13 Agustus 2020 / 18:43 WIB
Kredit perbankan naik di bulan Juli, ini sektor yang mulai menggeliat
ILUSTRASI. Costumer Service melayani nasabah di kantor cabang BCA Tangerang Selatan, Jumat (17/4). Manajemen PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengambil langkah kebijakan terkait Pedoman PSBB dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus atau Covid-19 dengan kembali


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan penyaluran kredit mulai mengalami peningkatan pada bulan Juli. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat peningkatan tersebut terutama didorong oleh stimulus yang diberikan oleh pemerintah lewat penempatan dana pada perbankan dan adanya penjaminan kredit modal kerja. 

OJK mencatat kredit per Juni 2020 hanya tumbuh 1,49% year on year (yoy). Namun per  23 Juli, sudah mengalami pertumbuhan sebesar 2,27% menjadi Rp 5.576. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyebut pertumbuhan kredit pada Juni tersebut sudah merupakan level terendah tahun ini dan hingga akhir tahun akan terus meningkat.

Baca Juga: Nasabah Jiwasraya kembali surati ke Jokowi hingga Sri Mulyani, ada apa?

Sejumlah bank mengamini pernyataan OJK tersebut. Permintaan kredit dari beberapa sektor sudah mulai menggeliat dan bank tetap akan melepaskan kredit ke sektor yang dinilai bisa segera kembali  pulih setelah masa transisi pandemi Covid. 

BCA misalnya melihat masih banyak kebutuhan kredit dari beberapa sektor seperti infrastruktur, farmasi,  retail, distribusi, perkebunan, dan perumahan untuk segmen menengah ke bawah. "Untuk kredit mobil juga permintaannya sudah semakin menggeliat. Ini perlu kita tingkatkan terus," kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA pada Kontan.co.id, Kamis (13/8). 

Jahja bilang, BCA akan tetap menopang ekonomi nasional dengan memberikan kredit bagi nasabah yang usahanya bisa segera pulih. Untuk sektor yang terdampak Covid-19 seperti hotel dan industri yang butuh tambahan modal kerja, BCA juga akan akan memberi dukungan. Namun, perseroan tetap berhati-hati dalam memberikan kredit bagi nasabah baru.

Ia menegaskan, BCA tetap bersemangat membantu ekonomi nasional dan itu menurutnya tercermin dari upaya perseroan menjaga eksistensi nasabah. "Ini untuk meluruskan pemberitaan-pemberitaan negatif tentang bagaimana bank bersikap pada masa pandemi," kata Jahja. 

Baca Juga: Tak mampu penuhi upaya penyehatan, OJK cabut izin usaha BPR Lugano Bekasi

Bank Woori Saudara (BWS) juga mengakui kalau pertumbuhan kredit pada Juli sudah lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Capaian kredit perseroan pada bulan Juni sudah merupakan level terendah tahun ini. 

Sadhana Priatmadja Direktur BWS menyebut, peningkatan kredit yang terbesar berasal dari sektor industri pengolahan dan kredit konsumer dari segmen pensiunan. Sampai akhir tahun, bank ini akan fokus menyasar segmen logistik, telekomunikasi, farmasi, dan konsumer dalam menyalurkan kredit. "Ditambah dengan sektor industri pengolahan secara selektif," ujarnya.

Sementara Bank Panin masih belum mencatatkan adanya pertumbuhan kredit pada bulan Juli. Herwidayatmo Presiden Direktur Bank Panin mengatakan, pertumbuhannya masih turun 1,79% YoY. 

Bank Panin berharap permintaan kredit pada bulan Agustus ini bisa lebih baik. Namun, perseroan tetap belum bisa melihat sektor-sektor apa saja yang mulai mengalami pergerakan permintaan kredit. "Belum kelihatan. Sepertinya yang mau minta kredit juga masih berhati-hati karena masih banyak ketidakpastian. Kita akan coba lihat perkembangan sebulan lagi," kata Herwidayatmo.

Baca Juga: Pinjaman fintech melejit di tengah pandemi, ini kata AFPI

Hingga 11 Agustus 2020, realisasi restrukturisasi kredit Bank Panin sudah mencapai Rp 24,3 triliun dari 13.874 debitur. Jumlah tersebut sudah 85% dari kredit yang sebelumnya diperkirakan membutuhkan restrukturisasi. 

Memasuki bulan Agustus, permintaan restrukturisasi kredit Bank Panin sudah tidak ada. Oleh karena itu, perseroan memperkirakan restrukturisasi akan terhenti angka Rp 24,3 triliun, lebih rendah dari perkiraan semula sebesar Rp 28,6 triliun dari 16.000 debitur.

Kredit CIMB Niaga juga masih melambat. Lee Kai Kwong Direktur Finance & SPAPM CIMB Niaga mengungkapkan, penyaluran kredit di bulan ketujuh tahun ini belum melampaui capaian pada periode yang sama tahun lalu. 

Baca Juga: Meski melambat, kinerja bank asing masih stabil

Menurutnya, hal itu seiring dengan fokus perseroan melakukan restrukturisasi kredit guna memastikan nasabah mendapatkan dukungan dalam mempertahankan dan melanjutkan usahanya serta fokus menjaga kualitas aset. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×