kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.378   49,00   0,30%
  • IDX 7.859   -31,86   -0,40%
  • KOMPAS100 1.103   -7,60   -0,68%
  • LQ45 822   -6,76   -0,82%
  • ISSI 265   -0,92   -0,35%
  • IDX30 425   -3,33   -0,78%
  • IDXHIDIV20 494   -1,99   -0,40%
  • IDX80 124   -0,75   -0,60%
  • IDXV30 131   0,35   0,27%
  • IDXQ30 138   -0,83   -0,60%

Kredit Secara Bulanan Turun, Duit Bank Masuk Lagi SRBI


Jumat, 22 Agustus 2025 / 14:58 WIB
Kredit Secara Bulanan Turun, Duit Bank Masuk Lagi SRBI
ILUSTRASI. Penyaluran kredit perbankan mengalami penurunan 0,23% secara bulanan per Juli 2025 menjadi Rp 7.933 triliun.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JOGJAKARTA. Di tengah likuiditas perbankan yang mulai melonggar, rasa-rasanya bank masih enggan dalam menyalurkan ke kredit. Alih-alih menyalurkan kredit, bank justru menempatkan dananya di instrumen seperti Sekuritisasi Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Sebagai gambaran, penyaluran kredit secara bulanan mengalami penurunan 0,23% per Juli 2025. Di mana, ada penurunan sekitar Rp 19 triliun menjadi Rp 7.933 triliun.

Nah, jika melihat data SRBI di periode yang sama, ada penambahan kepemilikan oleh bank sekitar Rp 26 triliun. Kini, bank tetap mendominasi kepemilikan SRBI senilai Rp 549,7 triliun atau setara 74,21% dari total.

Di sisi lain, sejatinya suku bunga SRBI sudah mengalami penurunan jika dibandingkan awal-awal instrumen tersebut muncul yang sempat menyentuh 7%. Kini per 15 Agustus 2025, untuk tenor 12 bulan hanya sekitar 5,34%.

Baca Juga: OJK: Pertumbuhan Kredit Perbankan Mengalami Moderasi di Semua Segmen

Menanggapi hal tersebut, Direktur Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA) Bank Indonesia Ronald D. Parluhutan mengungkapkan bahwa fenomena bertambahnya kepemilikan oleh bank ini dikarenakan menampung investor asing yang keluar dari instrumen ini.

Memang, jika dilihat, kepemilikan SRBI dari non residen atau investor asing mengalami penurunan pada Juli 2025. Di mana, investor asing mengurangi kepemilikannya sekitar Rp 44 triliun menjadi Rp 146 triliun.

“Kita masih lihat cukup baik karena bisa dibeli oleh bank dan dari pasar uang ini kita lihat masih stabil,” ujarnya, Jumat (22/8/2025).

Nah, Ronald pun bilang untuk ke depan, BI akan mulai mengurangi outstanding dari SRBI untuk semakin menambah likuiditas di pasar. Ditambah, ia juga akan memperpendek tenor dari SRBI itu sendiri.

Dengan demikian, ia berharap meskipun nanti kepemilikan bank bisa jadi tetap besar, namun secara nilai akan bisa lebih kecil dengan pengurangan outstanding itu tadi.

“Komposisi operasi moneter itu kita arahkan untuk tenor yang lebih pendek untuk mendukung ekspansi likuiditas,” tambahnya.

Baca Juga: Laju Pertumbuhan Kredit UMKM Per Juli 2025 Jadi yang Paling Lambat di Tahun Ini

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo bilang kredit perbankan ini memang masih perlu ditingkatkan. Pasalnya, ia melihat perilaku perbankan masih cenderung berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Hal tersebut tercermin pada standar penyaluran kredit atau lending standar yang meningkat. 

Padahal, Perry menilai perbankan memiliki likuiditas yang longgar. Hal tersebut juga ditopang oleh pertumbuhan Dan Pihak Ketiga (DPK) pada Juli 2025 yang meningkat sebesar 7% seiring ekspansi keuangan pemerintah.

“Perbankan lebih memilih menempatkan kelebihan likuiditasnya pada instrumen surat-surat berharga,” ujar Perry.

Selanjutnya: Promo Guardian 21 Agustus-3 September 2025, Tambah Rp 1.000 Dapat 2 Hair Serum

Menarik Dibaca: Promo Guardian 21 Agustus-3 September 2025, Tambah Rp 1.000 Dapat 2 Hair Serum

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×