kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kredivo Catatkan Kinerja Positif dalam 5 Tahun Terakhir


Kamis, 21 Maret 2024 / 18:44 WIB
Kredivo Catatkan Kinerja Positif dalam 5 Tahun Terakhir
ILUSTRASI. Penyedia layanan paylater Kredivo mencatatkan kinerja positif dalam 5 tahun terakhir. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform kredit digital penyedia layanan paylater Kredivo mencatatkan kinerja positif dalam 5 tahun terakhir. SVP Marketing and Communications Kredivo Indina Andamari mengatakan jumlah pengguna Kredivo mengalami peningkatan hingga 20 kali lipat dalam 5 tahun terakhir.

"Total jumlah dan nilai transaksi juga meningkat masing-masing hingga 58,59% (CAGR) dan 78,42% (CAGR) dalam kurun waktu lima tahun terakhir," ucapnya dalam media gathering di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (20/3).

Indina menyebut pertumbuhan positif perusahaan tak terlepas dari popularitas paylater. Berdasarkan laporan Unveiling Indonesia’s Financial Evolution: Fintech Lending and Paylater Adoption yang diluncurkan oleh Populix, 55% responden menyatakan pernah menggunakan layanan Paylater. Disebutkan popularitas paylater, salah satunya didorong oleh ketimpangan penetrasi akses kredit diiringi cepatnya adopsi digital, serta kemudahan akses dan fleksibilitas pembayaran yang ditawarkan oleh paylater.

Baca Juga: Kredivo: Teknologi Berperan Penting Dalam Menilai Credit Scoring Calon Peminjam

"Pertumbuhan jumlah pengguna maupun transaksi Kredivo menunjukkan tingginya animo masyarakat terhadap paylater," katanya.

Meski masih populer, Indina menyampaikan masih banyak mispersepsi yang berkembang mengenai paylater. Dia menyebut paylater seringkali dianggap sebagai pinjaman online (pinjol) atau fintech peer to peer (P2P) lending. Indina mengatakan hal itu tentunya dapat berpotensi memengaruhi perkembangan industri paylater yang tengah tumbuh menjanjikan.

Indina menerangkan kondisi tersebut mendorong Kredivo untuk gencar melakukan edukasi mengenai paylater, termasuk juga penggunaannya yang perlu dilakukan secara bijak. 

“Kami berharap literasi keuangan dan popularitas paylater berkembang beriringan sehingga masyarakat bisa mendapatkan manfaat dan dampak optimal dari akses yang dihadirkan oleh layanan paylater dari Kredivo,” ungkap Indina.

Indina mengatakan paylater telah menjadi alat pembayaran pilihan bagi masyarakat untuk berbelanja berbagai kebutuhan. Temuan dari riset yang dilakukan oleh Kredivo dan Katadata Insight Center menunjukkan bahwa sebanyak 56,8% pengguna paylater menggunakan layanan tersebut untuk membayar kebutuhan bulanan dengan cicilan tenor kurang dari 1 tahun, sedangkan 52,1% menggunakannya untuk keperluan yang mendesak. 

Selain itu, penggunaan paylater juga telah merambah ke merchant offline. Indina menyebut hal itu terlihat dari peningkatan jumlah transaksi di merchant offline Kredivo pada 2023 yang tumbuh hingga 2 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Persaingan Ketat, Pemain Paylater Siapkan Strategi Bikin Nasabah Terpikat

Sementara itu, pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyebut paylater telah menjadi salah satu layanan pembiayaan digital dengan potensi yang menjanjikan seiring dengan masih tingginya kebutuhan masyarakat akan akses kredit yang mudah dan aman. 

Meskipun demikian, dia menyebut edukasi mengenai penggunaan paylater masih perlu ditingkatkan, terutama dalam memahami manfaat, tanggung jawab, serta risiko dari paylater. 

"Dampak paylater juga sangat tergantung dari penggunaannya. Jika digunakan dengan bijak, paylater dapat membantu dalam mengatur cash flow dan memenuhi berbagai kebutuhan, bahkan membantu meningkatkan skor kredit," katanya.

Jika tidak dikelola dengan baik, Nailul mengatakan layaknya inovasi layanan keuangan pada umumnya, penggunaan paylater bisa berdampak negatif, termasuk potensi kredit macet hingga penurunan skor kredit. Akibatnya, kata dia, pengguna tidak dapat mengakses layanan pembiayaan lembaga jasa keuangan lainnya. 

"Oleh karena itu, kesadaran dari pengguna menjadi kunci utama,” kata Nailul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×