Reporter: Roy Franedya | Editor: Johana K.
JAKARTA. PT Bank Bukopin Tbk membukukan pertumbuhan kredit sebesar 5% dibandingkan dengan outstanding kredit per Desember 2009 sebesar Rp 24 triliun. Tahun ini, bukopin menargetkzn pertumbuhan kredit sebesar 15-20%.
Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi mengatakan, penyaluran kredit pada kuartal I tahun ini didominasi oleh kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Komposisinya : 67,07% UMKM, 26,52% komersial dan 6,7% konsumsi. "Kami tetap fokus pada kredit UMKM," ujarnya (20/4).
Direktur keuangan Bank Bukopin Tri Joko mengatakan, pada kuartal I 2010 ini, kredit Bank Bukopin lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan kredit perbankan sebesar 11%. Alasannya, ada beberapa kreditur yang menunda pencairan kredit. "Sebenarnya, tahun ini, kami banyak dapat proyek tapi sedikit yang mencairkan. Kuartal I ini kredit mubazir (undisburse loan) kami mencapai Rp 3 triliun hingga Rp 4 triliun," ujarnya.
Glen bilang, sampai saat ini, mereka masih mencari calon investor strategis. Beberapa investor asing dari Asia dan Timur Tengah serta investor lokal yang sudah ada yang menyatakan ketertarikan. "Termasuk Jamsostek, mereka sudah melakukan pembicaraan informal dengan kami. Tapi, secara formal belum," imbuhnya.
Glen menambahkan, sesuai dengan kesepakatan dengan pemegang saham, pihaknya akan mendahulukan investor lokal ketimbang investor asing. "Kami akan mempertimbangkan semuanya. Apalagi Jamsostek sudah dapat restu dari Menteri BUMN," terangnya.
Deputi Bidang Perbankan dan Jasa Keuangan Parikesit Soeprapto mengatakan rencana masuknya Jamsostek ke Bukopin dengan mekanisme right issue (penerbitan saham baru). "Tapi belum tahu berapa porsi Jamsostek nantinya. Saat ini, keputusannya belum final," jelasnya.
Glen mengungkapkan, pihaknya masih membutuhkan tambahan modal. Tapi belum pasti kapan akan dilakukan. "Kami belum menentukan kapan akan menambah modal. Saat ini, rasio kecukupan modal (CAR) kami 14%. Dengan rencana ekspansi pertumbuhan kredit hingga 15%-20% tahun ini, CAR kami akan turun jadi 12%, ini masih aman. Kami juga belum memutuskan apakah akan melakukan right issue atau tidak karena di rencana bisnis 2010 kami hanya mencantumkan penambahan modal. Jamsostek akan menjadi pembeli siaga bila kami melakukan right issue," jelas Glen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News