Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Bisnis pelaku industri asuransi umum masih belum berputar kencang di awal 2016. Tekanan ini diperkirakan akan terjadi hingga pertengahan tahun ini.
Salah satu kendala yang dihadapi pelaku usaha di periode tiga bulan pertama tahun ini adalah masih rendahnya pergerakan konsumsi domestik. Kondisi ini membuat pertumbuhan premi industri asuransi umum hanya naik tipis di kuartal pertama 2016.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Julian Noor memprediksi, angka konsumsi di triwulan II ini bakal lebih baik, tapi dampaknya bagi pertumbuhan premi belum akan maksimal.
Dia memperkirakan, periode April sampai Juni mendatang, pertumbuhan premi di sektor asuransi umum masih cukup berat untuk bisa menembus dua digit. "Mungkin di 9% atau maksimal 10%," kata Julian, pekan lalu.
Mengutip data AAUI, pada semester pertama 2015, secara total industri asuransi kerugian mengumpulkan premi sebesar Rp 28,1 triliun. Dengan perkirakan di atas, maka jumlah premi yang bisa terkumpul di periode yang sama tahun ini berkisar Rp 30,5 triliun hingga Rp 31 triliun.
Prediksi pertumbuhan sampai triwulan kedua ini lebih tinggi dari realisasi di tiga bulan pertama 2016. Sepanjang Januari sampai Maret lalu, premi asuransi umum hanya mampu tumbuh 4% saja secara year on year.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News