kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kuota Penyaluran KUR Perbankan Meningkat pada 2023


Selasa, 10 Januari 2023 / 20:50 WIB
Kuota Penyaluran KUR Perbankan Meningkat pada 2023
ILUSTRASI. Pemerintah menargetkan angka penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) kepada pelaku UMKM di 2023 menjadi Rp 460 triliun./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/07/2021.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan angka penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) kepada pelaku UMKM di 2023 menjadi Rp 460 triliun, angka tersebut naik dari tahun 2022 sebesar Rp 373 triliun.

Hal tersebut dilakukan karena dinilai sangat penting sebagai upaya meningkatkan akses penyaluran kredit untuk ekonomi kerakyatan. Kenaikan itu pun membuat jatah KUR perbankan tumbuh signifikan tahun ini.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau BMRI misalnya, mendapat mandat untuk mengalokasikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 48 triliun di 2023 meningkat 20% dari 2022. Bank Mandiri akan fokus menyalurkan kredit murah itu pada sektor produksi.

SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triprakoso mengatakan, Bank Mandiri optimis untuk terus menyalurkan KUR di tahun 2023 ini.

Baca Juga: Disorot Menkeu, Begini Perkembangan Suku Bunga Kredit Perbankan

Rencana penyaluran KUR  akan difokuskan untuk sektor produksi dan fokus juga pada pengembangan di KUR Klaster. Adapun sektor yang sudah pernah digarap sebelumnya antara lain sektor pertanian, Jasa Produksi, oil & gas, dan sektor perdagangan retail.

"Seiring dengan target penyaluran KUR oleh Bank Mandiri yang meningkat pada tahun ini, tentu kami berharap dapat meningkatkan kontribusi penyaluran KUR Bank Mandiri pada sektor produksi di sepanjang tahun 2023 ini," kata Josephus kepada kontan.co.id, Selasa (10/1).

Sampai dengan Desember 2022, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebanyak Rp 40 triliun kepada 351.635 pelaku usaha. Penyaluran KUR pada Tahun 2022 masih didominasi oleh Sektor Produksi 59,73% atau sebesar Rp  23,89 triliun, sedangkan Sektor Non Produksi hanya 40,27% yaitu sebesar Rp 16,10 triliun.

Adapun General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil PT Bank Negara Indonesia (BNI), Sunarna Eka Nugraha menyampaikan, di tahun 2023 ini BNI juga tetap berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada pelaku UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat di mana di Tahun ini pihaknya mendapat amanah untuk menyalurkan kuota KUR sebesar Rp 36,5 triliun.

Pada 2022 lalu, BNI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp 35,2 triliun kepada 300 ribu pelaku Usaha  Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 15% dibanding Tahun 2021.

"Di tahun 2023 BNI akan semakin giat untuk meningkatkan pembiayaan KUR ke Sektor Produksi khususnya di sektor pertanian, jasa dan industri pengolahan yang sampai saat ini kami nilai memiliki tren pemulihan yang relatif lebih positif," terang Sunarna.

"Untuk sektor produksi sejalan dengan arahan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian kami menargetkan 60% penyaluran KUR diterima oleh pelaku UMKM di sektor produksi," paparnya.

Menyambut tahun 2023 ini pihaknya telah menyiapkan seluruh enabler yang di miliki mulai dari tenaga akuisisi, channel branchless banking dan outlet-outlet BNI untuk mendukung penyaluran KUR.

"Saat ini kami juga tengah dalam upaya mentransformasikan proses bisnis dan budaya akuisisi yang mana kami yakini akan memberikan hasil positif dalam mendukung penyaluran KUR BNI di Tahun 2023," sambungnya.

BNI saat ini juga tengah fokus pada pembentukan ekosistem UMKM Go Global melalui klaster-klaster baru yang salah satunya pembiayaan taksi alat dan mesin pertanian (alsintan), perkebunan, perikanan, pasar, ekonomi kreatif, hingga kerajinan.

Baca Juga: Pertumbuhan Kredit Perbankan Masih Ditopang Segmen Kredit Modal Kerja

BNI pun telah mempersiapkan berbagai strategi untuk meningkatkan serapan klaster dalam mendukung ketahanan pangan nasional dengan memperkuat sinergi dengan stakeholder terkait.

Sementara itu, Bank BJB mendapat mandat untuk mengalokasikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 3 triliun pada 2023, naik 42,86% jika dibandingkan tahun lalu sebesar 2,1 triliun.

Bank BJB optimis penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) semakin diminati oleh calon debitur UMKM. Terlebih, kredit ini akan mendapatkan subsidi potongan bunga dari pemerintah di saat tren suku bunga tinggi.

"Kami pun melihat permintaannya akan meningkat di tahun ini. Tahun 2023 pun penyalurannya masih didominasi pada sektor perdagangan dan pertanian," kata Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi.

Sampai dengan akhir tahun 2022 bank BJB telah menyalurkan hampir seluruh kuota yang dimiliki untuk KUR dengan nilai Rp 2,03 triliun. Sebagian besar penyaluran dilakukan pada sektor perdagangan dan pertanian.

Menurutnya, didukung oleh UMKM ini relatif lebih cepat bangkit dari goncangan karena modal kerja yg lebih kecil. Kredit bersubsidi seperti KUR juga memiliki permintaan yang relatif tinggi. KUR memiliki suku bunga yang rendah untuk modal usaha bagi para pelaku UMKM,” ujarnya.

Guna memacu KUR, Bank BJB menjalin kerja sama dengan BP2MI untuk menyalurkan KUR kepada  Pekerja Migran Indonesia.  Yuddy menyatakan kolaborasi ini juga diharapkan akan semakin memperkuat peran Bank BJB dalam hal akses pembiayaan bagi pekerja migran. Sekaligus juga menjadikan peluang bisnis bagi Bank BJB dalam menyalurkan pembiayaan, maupun mengenalkan produk perbankan milik Bank BJB.

Di sisi lain, dalam rangka turut mendorong pemulihan perekonomian nasional, saat ini PT Bank Central Asia atau BCA telah berkomitmen untuk menyalurkan KUR BCA sebesar Rp 1 triliun. 

Per November 2022, BCA mencatatkan realisasi penyaluran KUR sebesar Rp 457 miliar. Mendukung arahan dan kebijakan pemerintah, mayoritas KUR BCA disalurkan untuk sektor produksi. 

Baca Juga: Penyaluran Kredit Perbankan ke Industri CPO Tembus Rp 374 Triliun di Kuartal III 2022

Sebagai informasi, penyaluran KUR BCA lebih banyak menyasar sektor perdagangan yakni dengan porsi 41%, pertanian dengan porsi 34%, sektor jasa dengan porsi 19%, dan sektor industri pengolahan dengan porsi 6%.

"BCA berkomitmen untuk mengoptimalkan channel penyaluran di Bank, digitalisasi, serta optimalisasi rantai pasok buyer atau mitra," kata Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn.

Hera menyatakan, BCA terus mengembangkan infrastruktur penyaluran KUR dengan adanya webform pengajuan KUR, end to end pengolahan KUR Tanpa Agunan via platform digital, serta otomasi beberapa laporan serta data untuk internal dan eksternal.

"Selain itu, kami juga senantiasa berkomitmen menyalurkan kredit secara prudent dan tetap mengkaji peluang serta mempertimbangkan prinsip kehati-hatian," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×