Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
YOGYAKARTA. Akhir tahun, perolehan laba PT Adira Dinamika Multifinance (Adira Finance) diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Rendahnya perolehan laba perseroan tahun ini terjadi karena managemen memperbanyak biaya pencadangan akibat booking yang juga tinggi.
Manajemen Adira memprediksi, pada akhir tahun nanti, perolehan laba akan lebih rendah dari pencapaian tahun 2011 sebesar Rp 1,5 triliun. Sinyal penurunan sudah terlihat pada kinerja Adira mulai dari akhir tahun hingga kuartal III 2012. Sekadar informasi, selama 9 bulan terakhir, perolehan laba Adira turun 8,3% menjadi Rp 1,1 triliun dari sebelumnya Rp 1,2 triliun pada September tahun 2011.
Salah satu penyebabnya adalah kenaikan beban perseroan sebesar 54% menjadi Rp 3,43 triliun dari sebelumnya Rp 2,23 triliun. Beban perseroan melonjak karena rasio pencadangan kerugian naik hingga 124% dari Rp 277 miliar menjadi Rp 509 miliar.
I Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Adira Finance menjelaskan, kenaikan beban pencadangan kerugian terjadi karena perseroan terus berupaya memperbesar porsi pembiayaan sendiri lewat pasar modal. Sedangkan, pendanaan yang bersumber dari perbankan lewat skema joint financing tidak lagi diperbesar.
"Sehingga, pada akhir tahun nanti, laba yang diperoleh perseroan bisa lebih rendah dibandingkan pada 2011 yang mencapai Rp 1,5 triliun," kata Made dalam acara outlook Indonesia 2013 Bank Danamon.
Saat ini, dari total aset perseroan sebesar Rp 43 triliun, sebanyak Rp 25 triliun berasal dari perbankan. Sedangkan Rp 18 triliun berasal dari pendanaan sendiri. "Karena kami pakai pendanaan sendiri maka biaya pencadangan kami naik," tukas Made.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News