Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Laba kotor PT Asuransi Bintang Tbk menyusut hingga minus 47% pada Oktober 2014 ini menjadi hanya sebesar Rp 9,58 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, emiten asuransi kerugian tersebut masih membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 18,3 miliar.
Penurunan laba lantaran pertumbuhan pendapatan preminya tipis, yakni 3,9% menjadi Rp 197 miliar. Sementara, bebannya meningkat. “Beban usaha meningkat, terutama beban pemasaran naik Rp 2,3 miliar, beban upah, gaji dan lainnya tumbuh sebesar Rp 6 miliar,” ujar Zafar D Ilham, Direktur Utama Asuransi Bintang, seperti dikutip dalam Keterbukaan Informasi, Selasa (16/12).
Belum lagi, biaya administrasi dan umum mengalami peningkatan sejalan dengan kenaikan tarif listrik, telepon, bahan bakar minyak, dan sewa gedung. Selain itu, perseroan mengalami rugi dari selisih kurs sebesar Rp 264 juta.
Kemungkinan perlambatan pertumbuhan laba masih akan terjadi seiring dengan proyeksi perseroan terkait penurunan hasil investasi. Hasil investasi melorot karena eksposur revaluasi aktiva tahun lalu yang mencapai Rp 2 miliar serta kerugian dari selisih kurs yang sebelumnya tidak terjadi.
“Sementara, beban usaha tahun ini meningkat 4,66%. Peningkatan beban usaha ini untuk mendukung rencana kerja sales and marketing dalam mencapai keuntungan yang ditargetkan,” pungkasnya.
Adapun, pendapatan premi diperkirakan tumbuh 20,33% atau menjadi Rp 272 miliar sampai akhir tahun nanti. Angka ini lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan industri asuransi umum yang berkisar 17% - 18%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News