Reporter: Nina Dwiantika, Bernadette Christina Munthe | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kinerja PT Bank Mutiara Tbk (BCIC) terus membaik. Pada kuartal pertama tahun ini, laba perusahaan naik 87,38% menjadi Rp 40,51 miliar dibanding posisi Rp 21,62 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Salah satu pendukung kenaikan laba ini adalah bertumbuhnya kredit. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, Bank Mutiara telah mengucurkan kredit sebesar Rp 7,257 triliun, naik 37,91% dari periode yang sama tahun lalu, Rp 5,262. Fokus kredit bank adalah sektor small and medium enterprises (SME) serta sektor konsumsi terutama kredit kendaraan dan kepemilikan rumah/apartemen (KPR/KPA).
Maryono, Direktur Utama Bank Mutiara mengatakan, fokus bisnis Bank Mutiara tahun ini masih tetap di segmen ritel, usaha kecil dan menengah. "Target penyaluran total kredit hingga akhir 2011 sebesar Rp 3,8 triliun atau meningkat 60%," kata Maryono, Rabu (4/5).
Untuk mencapai target tersebut, bank yang dulu bernama Bank Century ini telah bekerjasama dengan perusahaan developer nasional, multifinance, koperasi, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan perusahaan korporasi.
Kerja sama itu telah dibuktikan dengan digelarnya pameran properti tunggal tanggal 30 April lalu bersama dengan developer Gapuraprima. Meski hanya sehari, pameran ini membuahkan hasil KPR/KPA Rp 15 hari.
Dengan pertumbuhan kredit, rasio kecukupan modal (CAR) bank tergerus menjadi 11,3% di kuartal pertama, dari 11,9% pada periode yang sama tahun lalu.
Bank juga berhasil menekan rasio kredit bermasalah (NPL) ke bawah standar BI yaitu 5%. Kuartal pertama lalu, NPL bank sebesar 4,8%, lebih baik dibandingkan periode 31 Maret 2010 yang mencapai 5,8%. “Kami targetkan per akhir 2011, NPL terus turun hingga 3%,” tutur Maryono.
Tak hanya itu, Bank Mutiara juga mencetak pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi Rp 10,151 triliun atau naik 57,70% year on year dari posisi sebelumnya, Rp 6,437.
Lebih jauh, pertumbuhan bisnis juga didukung struktur permodalan yang semakin kuat. Ekuitas Bank Mutiara per 31 Maret 2011 mencapai Rp 810 miliar atau tumbuh 35% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 600 miliar.
Dengan kinerja ini, aset Bank Mutiara bertumbuh 41,43% dari posisi Rp 8,243 triliun pada 31 Maret 2010 menjadi Rp 11,658 triliun per 31 Maret 2011.
Bank Mutiara juga menerapkan beberapa bisnis baru yang dijalankan tahun ini antara lain menjadi Apex Bank BPR Jawa Tengah, bekerjasama dengan ATM Prima, dan melakukan pembiayaan perusahaan sekuritas.
Informasi saja, Bank Mutiara telah menerapkan Pedoman Standar Akuntasi Keuangan 50/55 (PSAK 50/55) sesuai Peraturan Bank Indonesia, secara menyeluruh dalam proses audit kinerja keuangan 2010. Dengan menggunakan standar audit PSAK 50/55 ini, maka pencatatan keuangan 2010 dan seterusnya akan menjadi lebih transparan dan menerapkan perhitungan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) secara kolektif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News