Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih mengalami perlambatan kinerja. Laba bersih bank pelat merah ini hanya sebesar Rp 5,9 triliun pada kuartal I 2021 atau turun 25,2% dibandingkan Rp 7,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY).
Sebetulnya, pendapatan Bank Mandiri secara konsolidasi masih tumbuh 7,2% YoY menjadi Rp 25,6 triliun yang ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 12,6% menjadi Rp17,5 triliun.
Penurunan laba bersih perseroan ini terjadi peningkatan biaya provisi sebesar 55,4% dari Rp 3,5 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 5,4 triliun pada kuartal I 2021. Margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) Bank Mandiri dari 5,4% menjadi 5,1%.
Sementara pertumbuhan pendapatan bunga bersih itu sejalan dengan ekspansi penyaluran kreditnya secara konsolidasian yang tumbuh 9,1% secara yoy menjadi Rp 984,8 triliun.
Baca Juga: BUMN Bank Mandiri buka lowongan kerja, simak informasi lengkapnya ini
Secara bank only, penyaluran kredit hingga triwulan I 2021 mencapai Rp 779 triliun, ditopang oleh segmen wholesale yang tumbuh tipis 0,18% YoY menjadi Rp 513,9 triliun serta segmen UMKM yang tumbuh baik sebesar 3,22% YoY menjadi Rp 92,1 triliun.
Pencapaian tersebut tetap memperhatikan kualitas pembiayaan sehingga rasio NPL konsolidasi terjaga baik di kisaran 3,15% naik dari 2,4% dari kuartal I 2020. Adapun rasio pencadangan terhadap NPL dialokasikan lebih dari 220%.
“Kami melihat laju pertumbuhan ini sebagai tanda positif mulai berdenyutnya sisi permintaan dunia usaha yang perlu terus dijaga dan bahkan diperkuat agar ekonomi Indonesia segera pulih. Oleh karena itu, kami tidak akan lengah dan terus waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan,” kata Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (27/4).
Baca Juga: Kurs dollar-rupiah di BCA hari ini Selasa 27 April 2021, periksa sebelum tukar valas
Beberapa sektor ekonomi yang menjadi fokus penyaluran kredit segmen wholesale antara lain sektor FMCG, Perkebunan dan Konstruksi. Sementara di sektor UMKM, outstanding portfolio KUR juga tumbuh kencang di kisaran 35,4% YoY menjadi Rp46,2 triliun, dimana Rp9,6 triliun disalurkan kepada 99.162 debitur dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Dari sisi penghimpunan DPK, DPK Bank Mandiri secara konsolidasi hingga triwulan I 2021 tumbuh 25,5% YoY menjadi Rp1.181,3 triliun, dengan komposisi dana murah yang meningkat menjadi 67,60% dari sebelumnya 64,13%.
Baca Juga: Bunga deposito tertinggi BCA 2,85%, BRI 3%, Bank Mandiri 3,25%, BNI 2,85%
DPK secara bank only juga mengalami peningkatan sebesar 15,6% YoY mencapai Rp947,8 triliun dengan CASA ratio sebesar 71,2%, terutama didorong oleh pertumbuhan giro yang mencapai 41,73% YoY menjadi Rp335,9 triliun.
Dengan capaian baik di sisi kredit dan DPK tersebut serta dengan perkembangan positif dari inisiatif Mandiri Digital, Bank Mandiri pun mampu memperbaiki rasio profitabilitas perseroan.
Buktinya, realisasi pendapatan Bank Mandiri secara konsolidasi tumbuh 7,2% YoY menjadi Rp25,6 triliun. Penopangnya adalah kenaikan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 12,6% menjadi Rp17,5 triliun.
Selanjutnya: Saham-saham ini banyak diobral asing pada perdagangan Jumat (23/4)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News