Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) pada bulan Februari 2020 masih mengalami pertumbuhan. Laba bersih bank pelat merah ini (bank only) pada bulan tersebut masih tumbuh baik secara tahunan maupun dibanding bulan sebelumnya.
Berdasarkan laporan bulanan BNI, perseroan membukukan laba bersih pada bulan Februari 2020 sebesar Rp 1,31 triliun. Capaian itu tumbuh 27,7% dari laba bulan Februari 2019 ( year on year/YoY) dan tumbuh 4,1% dibandingkan bulan Januari 2020 (montn to month/MoM).
Baca Juga: Moody’s ingatkan bakal ada tekanan besar pada cadangan devisa Indonesia
Secara total, laba ini sepanjang Januari-Februari tahun ini mencapai Rp 2,57 triliun atau tumbuh 12,5% YoY.
Sementara kredit perseroan sepanjang dua bulan pertama tahun ini hanya tumbuh 1,5% YoY menjadi Rp 529,53 triliun dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) naik 2,5% YoY menjadi Rp 573,29 triliun.
Loan to deposit ratio (LDR) tetap ketat di 92,4% dan rasio CASA berada di 64,8%.
Lee Young Jun, Analis Mirae Asset Securitas dalam risetnya pada 2 Maret 2020 mengatakan, pertumbuhan laba bersih tersebut sejalan dengan meningkatnya pendapatan bunga bersih secara solid sebesar 20,2% YoY dan beban pencadangan yang dikelolaa dengan baik yakni turun 6,1% YoY.
Baca Juga: Wamen BUMN Kartika: 93.400 debitur BBRI lakukan restrukturisasi kredit
"Ini merupakan peningkatan besar bagi BBNI karena hasil secara year to date (ytd) didukung oleh perubahan mendasar. Namun, kami menganggap pertumbuhan ini tidak berkelanjutan karena biaya kredit dan NPL akan mulai meningkat pada akhir kuartal II 2020, sedangkan pertumbuhan kredit dan NIM akan turun mendekati akhir semester I," jelas Lee Yung Jun.
Marjin bunga bersih (NIM) pada Februari 2020 tetap flat di 5,4%. Sementara suku bunga kredit dan suku bunga deposito masing-masing turun 30 bps dan 20 bps MoM.
Mirae Asset Securitas melihat peningkatan laba bersih yang cukup bagus di Februari ini tidak akan bertahan lama karena pandemi virus corona (Covid-19).
Baca Juga: Masih ada harapan dan peluang bisnis di tengah krisis corona
Management BNI dalam riset Mirae Asset Securitas mengatakan, pihaknya akan memprioritaskan kelangsungan hidup debitur daripada mengejar keuntungan.
Bank ini sedang mengerjakan analisis skenario terhadap dampak Covid-19. Adapun total kredit BNI di sektor perdagangan, restoran, dan hotel mencapai Rp 100 triliun dan sektor transportasi mencapai Rp 6 triliun.
OJK telah merelaksasi aturan restrukturisasi kredit Rp 10 miliar ke bawah sebagai mitigasi dampak Covid-19. Adapun outstanding kredit BNI di segmen kecil yang memenuhi aturan tersebut mencapai Rp 72 triliun.
Baca Juga: Virus corona dan harga minyak masih jadi sentimen utama bursa global di pekan depan
Mirae Asset Securitas melihat dampak Covid-19 terhadap BNI akan besar karena eksposur kredit BNI di segmen yang secara langsung akan terkena dampak pandemi itu juga besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News