kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba BNI terkontraksi hingga 78,7% pada tahun 2020, dipicu naiknya pencadangan


Sabtu, 30 Januari 2021 / 14:10 WIB
Laba BNI terkontraksi hingga 78,7% pada tahun 2020, dipicu naiknya pencadangan


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba bersih PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) terkontraksi pada tahun lalu. Hal ini merupakan dampak sekaligus respon perseroan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang menghantam perekonomian di tahun lalu. 

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, total laba bersih BNI tercatat sebesar Rp 3,28 triliun pada tahun 2020. Realisasi terkontraksi 78,7% dibanding periode setahun sebelumnya yang sebesar Rp 15,28 triliun. 

Bila diperinci, penyebab penurunan laba tersebut salah satunya lantaran meningkatnya provisi alias pencadangan. 

Tahun lalu, total pencadangan BNI telah mencapai Rp 22,59 triliun meningkat 155,6% yoy dari tahun 2019 yang sebesar Rp 8,83 triliun. 

Pandemi juga membuat laju penerimaan bunga kredit BNI ikut melambat. Tercermin dari pendapatan bunga yang turun 4% yoy menjadi Rp 56,17 triliun. 

Meski begitu, secara total net interest income (NII), bank berlogo 46 ini masih mampu mencatat kenaikan sebesar 1,5% menjadi Rp 37,15 triliun. 

Baca Juga: BNI optimistis kinerja di tahun 2021 lebih positif, ini strateginya

Salah satunya berkat penurunan beban bunga atau interest expense sebesar -13,3% yoy menjadi Rp 19,02 triliun. Pencadangan yang dipupuk BNI juga membawa coverage ratio perseroan meningkat pesat sebanyak 48,9% dari 133,5% di 2019 menjadi 182,4% di akhir 2020 lalu. 

Dalam upaya menekan biaya alias efisiensi, BNI juga berhasil meningkatkan rasio dana murah (CASA) sebesar 160 basis poin (bps) secara tahunan menjadi 68,4%. Rasio CASA yang besar itu memberikan efek positif terhadap penurunan biaya dana alias cost of fund (CoF) BNI yang susut 60 bps menjadi 2,6%. Posisi terendah dalam beberapa tahun terakhir. 

Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati menjelaskan untuk di tahun ini pihaknya meyakini kinerja akan lebih positif. Salah satunya didukung oleh beragam stimulus terutama untuk debitur terdampak Covid-19. 

"Kami juga sudah menambah pencadangan untuk debitur yang (kualitas kreditnya) turun menjadi NPL. Sekaligus untuk menghadapi tantangan perekonomian ke depan," ujarnya dalam Video Conference, Jumat (29/1). 

Untuk lebih mengoptimalkan pertumbuhan laba di tahun ini, BNI akan terus melakukan ekspansi bisnis berkelanjutan. Salah satunya mendorong kredit ke debitur papan atas di masing-masing segmen kredit. Serta melanjutkan strategi biaya dana untuk meningkatkan efisiensi. 

Selain itu, BNI akan lebih gencar mendorong CASA dan fee based income melalui peningkatan transaksi nasabah dana ataupun kredit lewat business banking

"Kita juga akan meningkatkan digital dalam memenuhi kebutuhan nasabah dan meningkatkan kualitas kredit melalui peningkatan manajemen risiko," imbuhnya. 

Selanjutnya: Di tengah pandemi, penyaluran kredit BNI masih tumbuh 5,3% yoy pada 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×