kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   19.000   1,25%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

Laba BTN ditargetkan tumbuh di atas 25%


Kamis, 12 November 2015 / 09:33 WIB
Laba BTN ditargetkan tumbuh di atas 25%


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bank Tabungan Negara (BTN) telah menetapkan sejumlah target bisnis untuk tahun 2016 mendatang. Salah satunya, bank ini menargetkan pertumbuhan laba bersih lebih dari 25% di 2016.

Maryono, Direktur Utama BTN mengatakan, rancangan target laba di tahun 2016 tersebut sejalan dengan asumsi makro ekonomi yang diprediksi akan membaik. "Kami akan tetap fokus pada pembiayaan rumah, khususnya bagi kalangan menengah ke bawah," ujar dia, kemarin.

Target laba juga sejalan dengan target pertumbuhan kredit di kisaran 18% hingga 20%. Selain itu, BTN menargetkan pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) bisa tumbuh sebesar 19%–21%, sehingga berdampak pada total aset yang diperkirakan naik berkisar 18% hingga 20%.

Hingga September 2015, kinerja BTN terbilang moncer. Selain laba yang melonjak hingga 61,8%, BTN juga mampu mencetak pertumbuhan kredit sebesar 19,04%. Bank ini juga membukukan kenaikan DPK sebesar 22,22%.

Target BTN lain di tahun depan, margin bunga bersih (NIM) sebesar 5%-5,2%, loan to deposit ratio (LDR) 103%-105%, serta biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) di kisaran 82%–84%.

Sementara, untuk kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross, BTN menargetkan sekitar 3% atau lebih rendah.

Emiten perbankan ini juga berupaya mempertahankan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) di kisaran 14% hingga 16% pada 2016. Nah, terkait permodalan, BTN terus berupaya memperkuatnya.

Salah satunya dengan cara konversi dana Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjadi obligasi subordinasi (subdebt). Menurut Maryono, dana BLU milik pemerintah senilai Rp 17 triliun itu berfungsi sebagai dana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).

Nah, Maryono berharap, dana tersebut bisa dikonversi menjadi subdebt untuk meningkatkan modal BTN. "Tapi kan tidak bisa semua. Kami memperkirakan hanya sebesar Rp 11 triliun untuk jaga rasio kecukupan modal kami," ujar Maryono.

Jika rencana ini disetujui, CAR BTN bisa naik menjadi 25%-28%. Alhasil, BTN bisa membantu program pembiayaan rumah pemerintah hingga empat tahun ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×