Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat laba fintech lending mencapai senilai Rp 1,65 triliun per Desember 2024. Nilai ini melesat sebesar 236,73%, jika dibandingkan posisi per Desember 2023 sebesar Rp 478,15 miliar.
Salah satu pemain di industri ini, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), turut mengalami pertumbuhan pesat dalam penyaluran pembiayaan bagi segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
VP Public Relations Amartha Harumi Supit menyatakan bahwa Amartha terus memperkuat perannya sebagai perusahaan teknologi keuangan yang berfokus melayani UMKM akar rumput di Indonesia.
“Secara kumulatif, Amartha telah menyalurkan lebih dari Rp 23 triliun modal kerja kepada lebih dari 2,7 juta UMKM di Indonesia. Kami optimistis dapat terus mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, terutama dalam pembiayaan produktif dan ekspansi ke wilayah luar Pulau Jawa,” ujar Harumi kepada Kontan, Selasa (25/).
Baca Juga: Laba Fintech Lending Melesat 236,73%, AFPI Optimis Tren Positif Berlanjut pada 2025
Amartha menegaskan komitmennya dalam memperluas jangkauan layanan keuangan inklusif. Pada tahun 2024, perusahaan telah melakukan ekspansi ke wilayah Kalimantan, sebagai bagian dari strategi memperluas akses permodalan bagi UMKM di berbagai daerah.
Dalam menjaga kualitas portofolio yang sehat, Amartha menerapkan prinsip tata kelola yang prudent. Perusahaan mengombinasikan teknologi credit scoring berbasis kecerdasan buatan (AI) dengan intervensi pendampingan dari tenaga lapangan kepada mitra UMKM.
Dengan pendekatan tersebut, Amartha telah mendapatkan kepercayaan dari lebih dari 30 institusi keuangan, termasuk perbankan, untuk menyalurkan permodalan kepada pelaku usaha mikro. Ke depannya, perusahaan akan terus memperkuat kolaborasi strategis guna menyediakan layanan keuangan inklusif yang lebih luas.
“Kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi kunci dalam mempercepat inklusi keuangan di Indonesia. Amartha akan terus berinovasi dan menjalin kemitraan strategis agar semakin banyak UMKM yang mendapatkan akses pembiayaan,” tuturnya.
Sementara itu, PT Akselerasi Usaha Indonesia (Akseleran) menilai bahwa prospek fintech lending di tahun 2024 masih cenderung stagnan dibandingkan tahun sebelumnya.
Group CEO & Co-Founder Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan, mengungkapkan bahwa perusahaan masih melihat perkembangan pasar sebelum menargetkan pertumbuhan yang lebih agresif.
“Untuk tahun ini kelihatannya masih sideways, artinya mirip-mirip dengan tahun lalu. Tahun ini kita lihat bagaimana perkembangannya,” ujar Ivan kepada Kontan, Selasa (25/2).
Baca Juga: OJK Melarang Fintech Lending Mewakili Lender untuk Lakukan Pendanaan, Ini Tujuannya
Di sepanjang tahun 2024, Akseleran telah menyalurkan pendanaan sekitar Rp 3 triliun. Meski begitu, Akseleran tetap optimistis terhadap pertumbuhan jangka panjang industri fintech lending di Indonesia.
Menanggapi prospek industri fintech lending ke depan, Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Entjik Djafar mengungkapkan, meskipun terdapat sejumlah tantangan ekonomi di tahun 2025, industri ini tetap memiliki potensi pertumbuhan.
“Kami tetap optimistis di tahun 2025 akan ada peningkatan laba, walaupun secara angka tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan oleh tantangan ekonomi yang cukup berat, terutama faktor ketidakpastian iklim ekonomi baik secara global maupun nasional,” ujar Entjik kepada Kontan, Selasa (25/2).
Menurutnya, strategi utama yang diterapkan oleh pelaku fintech lending saat ini adalah pendekatan konservatif dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik serta kepatuhan terhadap regulasi.
“Strategi saat ini yang dilakukan adalah tetap konservatif, menerapkan Good Corporate Governancedengan memperhatikan tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan terhadap regulasi (comply), dan tentunya tetap prudent,” lanjutnya.
Selain itu, AFPI juga terus mendorong edukasi kepada masyarakat agar lebih banyak pengguna beralih dari layanan pinjaman online ilegal ke platform fintech lending yang berizin dan diawasi oleh OJK.
“Edukasi tetap dilakukan agar masyarakat yang selama ini menggunakan pinjaman online ilegal bisa beralih ke penyedia pinjaman resmi yang terpercaya,” tuturnya.
Baca Juga: OJK Tegaskan Peminjam Hanya Boleh Mendapat Pinjaman dari 3 Fintech Lending
Selanjutnya: 10 Obat Herbal untuk Diabetes yang Efektif Menurunkan Gula Darah
Menarik Dibaca: 10 Obat Herbal untuk Diabetes yang Efektif Menurunkan Gula Darah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News