Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai kredit restrukturisasi terkait Covid-19 industri perbankan mengalami laju pertumbuhan yang melambat di Januari 2024. Di mana, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kini nilainya masih cukup tinggi sebesar Rp 251,21 triliun.
Jika dibandingkan dengan nilai kredit restrukturisasi di posisi Desember 2023, hanya ada penurunan Rp 14,57 triliun. Padahal, di akhir tahun kemarin menurunnya jauh lebih baik yaitu sekitar Rp 19,53 triliun.
Nilai kredit restrukturisasi yang tergolong masih cukup tinggi tersebut tentunya perlu menjadi perhatian. Sebab, kebijakan restrukturisasi tersebut akan berakhir pada Maret 2024.
Menilik beberapa bulan sebelumnya, penurunan nilai kredit restrukturisasi Covid-19 memang tak pernah mencapai Rp 20 triliun. Jika tren tersebut terjadi di dua bulan tersisa, artinya kredit restrukturisasi masih ada di kisaran Rp 200 triliun.
Baca Juga: KB Bank Berencana Berikan Kredit Kendaraan Listrik dan Dorong Penyaluran KTA
Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan Dian Ediana Rae mengungkapkan bahwa saat ini perbankan itu sudah memiliki permodalan yang cukup untuk menghadapi berakhirnya kebijakan restrukturisasi tersebut. Artinya, tak ada yang perlu dirisaukan atas kondisi tersebut.
”Jelas kelihatan yang namanya CKPN kita itu cukup memadai,” ujar Dian, Senin (4/4).
Di sisi lain, Dian pun mengungkapkan bahwa penurunan kredit restrukturisasi ini masih dapat terjadi di sisa waktu yang ada. Mengingat, kondisi perekonomian saat ini sudah semakin pulih.
Sependapat, Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada mengungkapkan bahwa saat ini dampak nasabah-nasabah yang sudah terkena Covid-19 ini sudah turun signifikan. Di mana, portofolio kredit restrukturisasi BNI tercatat tersisa 10%.
Baca Juga: Rilis Pedoman CRMS, OJK Minta Perbankan Masukkan Risiko Iklim Dalam Kinerja Keuangan
Adapun, ia melihat sektor-sektor yang terdampak Covid pun sudah menunjukkan kembali seperti normal. Ia mencontohkan sektor hotel dan akomodasi yang membaik.
”Sektor kontraktor juga sudah banyak yang kembali normal,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News