kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Laju Penyaluran Kredit Perbankan Belum Deras di Awal Tahun, Begini Kata Bankir


Senin, 25 Maret 2024 / 21:00 WIB
Laju Penyaluran Kredit Perbankan Belum Deras di Awal Tahun, Begini Kata Bankir
ILUSTRASI. Laju kredit perbankan belum bergairah di awal tahun 2024. KONTAN/Baihaki


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju kredit perbankan belum bergairah di awal tahun 2024. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) selama Februari penyaluran kredit tumbuh 11,28% secara tahunan. Sementara pada Januari 2024 penyaluran kredit mampu tumbuh 11,5% secara tahunan. 

Dari sisi perbankan, Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengungkapkan, memang secara historis pada awal tahun penyaluran kredit cenderung melandai. Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Senin (25/3) mencatat kredit yang disalurkan CIMB Niaga pada Januari 2024 sebesar Rp 146 triliun, dan turun sekitar 2% secara bulanan (mom) menjadi Rp 143 triliun pada Februari 2024. 

Jumlah penyaluran kredit CIMB Niaga pada Februari 2024 yang sebesar 143 triliun, stagnan dibanding Februari 2023 yang juga sebesar Rp 143 triliun. 

"Dari Januari ke Februari biasanya ada penurunan. Overall kuartal I secara kuartalan biasanya flat atau malah negatif. Ini Musiman, karena investasi di kuartal I lebih lamban," Kata Lani kepada KONTAN. 

Baca Juga: Transaksi Melalui Mesin EDC di Momen Ramadan & Lebaran Diproyeksikan Meningkat Pesat

Meski begitu Lani tetap optimistis terhadap pertumbuhan kredit di semester I tahun ini, mengingat adanya momentum ramadan dan idul fitri yang menjadi pendorong penyaluran kredit, terutama untuk segmen ritel seperti kredit konsumsi, kredit tanpa agunan serta kredit UMKM. Ia memproyeksikan pertumbuhan kredit ada di kisaran 5%-7%.


Di sisi lain PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat kenaikan tipis penyaluran kredit secara tahunan. Dikutip dari laporan keuangan, per Januari 2023 kredit yang disalurkan mencapai Rp 628 triliun, naik 8% secara tahunan menjadi Rp 679 triliun. 

Tetapi jika dilihat secara bulanan, realisasi kredit di BNI mengalami penurunan. Laporan keuangannya mencatat per Desember 2023 mencapai Rp 695 triliun, sementara pada Januari 2024 sebesar Rp 679 triliun atau turun 2% secara bulanan. 

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar juga melihat penyaluran kredit di BNI belum tumbuh maksimal. Namun Royke enggan untuk mengungkapkan faktor penyebabnya. 

Kendati demikian Royke tetap optimistis pertumbuhan kredit semester I mampu mencapai 10% ditopang dengan adanya momentum Idul Fitri.

"Kredit tetap bertumbuh memang di Januari belum terlalu tinggi realisasinya. Kredit semester I ditargetkan tumbuh 9% sampai 10%," ungkap Royke kepada KONTAN.

Analis Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengungkapkan melandainya pertumbuhan kredit adalah hal yang biasa terjadi di awal tahun, apalagi suku bunga acuan yang juga belum diturunkan oleh BI. 

"Biasanya di awal tahun memang begitu. BI rate juga masih ditahan di level 6%, ya mungkin ekspansinya tidak terlalu besar," ujar amin kepada KONTAN Senin (25/3).

Di sisi lain pada awal tahun sempat dilaksanakan pemilu, hal itu membuat para debitur cenderung wait and see sebelum mengambil keputusan kredit. Meski begitu ternyata perhelatan pemilu terlaksana dengan kondusif. 

Baca Juga: Intip Strategi Amar Bank Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Dana Murah

Maka dari itu, menurut Amin penyaluran kredit di semester 1 ini diproyeksi bisa tumbuh lebih baik namun tidak akan sesuai dengan proyeksi awal. 

"Mungkin ada selisih 1% sampai 2% kurang lebihnya dari target. Pertimbangannya adalah dicabutnya skenario restrukturisasi. Secara total ini pasti akan berimbas pada kemungkinan NPL naik," lanjut Amin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×