Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Industri asuransi umum mengalami masa-masa yang menantang tahun kemarin. Pertumbuhan premi tahun lalu menunjukan perlambatan,
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat perolehan premi industri asuransi umum mencapai Rp 61,9 triliun alias hanya tumbuh 5,1% dibanding realisasi tahun kemarin. "Pertumbuhan tahun lalu menjadi yang terendah selama lima tahun terakhir," kata Ketua Bidang Statistik AAUI Dadang Sukresna, Kamis (9/3).
Setidaknya selama periode 2012 sampai 2014, AAUI memang mencat pertumbuhan premi asuransi umum bisa mencapai dua digit. Baru pada 2015 pertumbuhan premi melambat jadi 6,7% dan kembali berlanjut di tahun kemarin.
Dadang beralasan, lesunya pasar otomotif menjadi pemicu utama lambatnya pertumbuhan bisnis di tahun kemarin. Hal ini terlihat dari angka penjualan sepeda motor baru yang amblas sebesar 8,5% menjadi 5,9 juta unit.
Memang di segmen kendaraan roda empat masih terjadi pertumbuhan penjualan nyaris 5% menjadi 1,06 juta unit. Namun menurutnya, jenis mobil yang paling laku ada di segmen Low Cost Green Car (LCGC). Dus, premi yang didapat perusahaan asuransi pun tak bisa terlalu besar.
Sedangkan di lini asuransi properti, dia bilang tren permintaan hunian saat ini lebih banyak kepada rumah-rumah skala kecil atau juga yang berasal dari program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan alias FLPP. Hal ini ikut berdampak pada nilai premi yang didapat perusahaan asuransi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News