Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemarin PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) telah merilis kinerja keuangan sampai kuartal 3 2018. Hasilnya laba dan kredit naik sebesar dua digit.
Untuk laba bersih, Bank Mandiri mencatatkan realisasi Rp 18,1 triliun pada kuartal III-2018. Laba bersih ini tumbuh 20% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 15,1 triliun.
Dari sisi intermediasi, sampai kuartal III-2018, Bank Mandiri berhasil mencatat realisasi pertumbuhan kredit sebesar 13,8% secara yoy menjadi Rp 781 triliun dari kuartal III-2017 sebesar Rp 686,2 triliun.
Apakah kinerja Bank Mandiri ini bisa menjadi indikator kinerja Bank BUMN pada kuartal III?
Doddy Ariefianto Direktur Group Surveillans dan Stabilitas Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bilang kinerja Bank Mandiri tidak bisa menjadi indikator langsung kinerja perbankan.
“Soalnya, bank BUKU IV kan variatif, masing-masing mempunyai keunggulan dan spesifikasi bisnis,” kata Doddy kepada kontan.co.id, Rabu (17/10).
Bank BUMN yang bertengger di kategori BUKU IV alias dengan modal inti di atas Rp 30 triliun antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).
Doddy menyebut, BRI yang ahli di segmen seperti usaha kecil dan menengah (UKM), dan BNI yang ahli di komersial dan korporasi.
Sedangkan untuk Bank Mandiri, menurut Doddy, selama ini dikenal sebagai bank universal artinya bermain di semua segmen pasar. Secara umum, masing-masing bank menurut Dodyy mempunyai pendorong laba berbeda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News