kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Layanan Keuangan Digital di Indonesia Diperkirakan Naik 13% di Akhir 2022


Selasa, 08 November 2022 / 19:43 WIB
Layanan Keuangan Digital di Indonesia Diperkirakan Naik 13% di Akhir 2022
ILUSTRASI. Keuangan digital. KONTAn/Muradi/2017/04/18


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Google bersama Temasek dan Bain & Co. kembali  merilis laporan e-Conomy SEA 2022 tentang ekonomi digital di Asia Tenggara.

Fock Wai Hoong, Deputy Head, Technology & Consumer and Southeast Asia Temasek mengatakan, dengan pergerakan yang menunjukkan peningkatan signifikan, layanan keuangan digital di Indonesia akan berlangsung dalam jangka waktu panjang termasuk pembayaran non-tunai, investasi, asuransi digital, Buy Now Pay Later, dan transfer dana.

Pembayaran non-tunai diperkirakan akan mencapai US$266 miliar pada 2022, naik 13% dari tahun lalu dalam nilai transaksi bruto (Gross Transaction Value). Bahkan pada 2025 diprediksi tumbuh 17% menjadi US$421 miliar.

Pembayaran non-tunai ini termasuk pemakaian kartu kredit, kartu debit, kartu prabayar, dompet elektronik, dan transfer antar-rekening.

Baca Juga: Tak Lagi Bisa Digunakan, BCA Gantikan Layanan QRku dengan QRIS sejak awal November

"Investasi adalah sektor kompetitif dengan hadirnya 15 penyedia layanan baru untuk tahun ini. Aktivitas investor dalam layanan keuangan digital (atau DFS) berfokus terutama pada pembayaran B2B dan layanan pinjaman.  

Berdasarkan Asset Under Management, investasi tahun 2022 mencapai US$2 miliar dan diprediksi mengalami kenaikan hingga 74% senilai US$10 miliar pada 2025," paparnya, Selasa (8/11).

Ia melanjutkan, Bank digital, sebagai pendatang baru, memanfaatkan jaringan penjual dan konsumen yang ada untuk menjangkau populasi yang tidak memiliki rekening bank (unbanked) dan memiliki rekening bank dengan layanan terbatas (underbanked).

Indonesia memiliki populasi unbanked dan underbanked tertinggi (sebesar 81%) di Asia Tenggara, memungkinkan bank digital meraih kesuksesan yang lebih tinggi di Indonesia dengan potensi yang besar untuk bertumbuh.

Salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat pada layanan keuangan digital adalah asuransi digital. Sektor ini tumbuh 64% YoY dan diperkirakan akan mencapai US$400 juta tahun ini. Pada 2025 mendatang, tidak menutup kemungkinan akan tumbuh US$1 miliar.

Baca Juga: John Riady Optimistis Ekonomi Digital Terus Tumbuh di Tengah Gelombang PHK

Lebih lanjut, ia mengatakan, layanan keuangan lain yang  juga tumbuh pesat adalah Buy Now, Pay Later (BNPL) yang tumbuh sebesar 66% (YoY) dengan perkiraan mencapai US$5 miliar pada 2022 dan US$16 miliar pada 2025 dengan CAGR sebesar 51%.

"Transfer dana selama 2022 meningkat 34% menjadi US$2 miliar dan diproyeksikan bertumbuh 26% menjadi US$3 miliar pada 2025," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×