kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Layani 2.000 transaksi per detik, BI prediksi akan ada 16,9 miliar transaksi BI Fast


Rabu, 03 November 2021 / 16:15 WIB
Layani 2.000 transaksi per detik, BI prediksi akan ada 16,9 miliar transaksi BI Fast
ILUSTRASI. Layar menampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia telah menyiapkan infrastruktur BI Fast Payment yang akan memungkinkan transfer antar bank hanya Rp 2.500 pada pertengahan Desember 2021. Pada tahap awal beroperasi, BI menyediakan kapasitas 30 juta transaksi per hari dengan memampung 2.000 transaksi per detik. 

“BI Fast ini ada di back end, tapi di depannya tergantung banknya. Lewat BI Fast ini, kita harapkan transaksi ritel bisa berkembang. Kita proyeksinya transaksinya itu sampai 5 tahun ke depan bisa mencapai 16,9 miliar transaksi yang bisa dilakukan,”’ ujar Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta secara virtual pada Rabu (3/11). 

Sistem baru ini memungkinkan untuk melakukan transaksi dengan instrumen nota debit atau kredit, uang elektronik, dan alat pembayaran menggunakan kartu (APMK). Transaksi BI Fast juga bisa dilakukan melalui teller bank, ATM, EDC, hingga agen perbankan. 

Bank sentral telah  menerapkan harga BI Fast kepada peserta baik bank maupun non bank senilai Rp 19 per transaksi. Sedangkan batas harga dari peserta ke pengguna atau nasabah maksimal Rp 2.500 per transaksi.

Baca Juga: Dukung pelaku UMKM, OCBC NISP membidik pembiayaan ke agen Lion Parcel

“Harga akan sama kalau pakai kanal apapun, maksimal Rp 2.500. Kalau bank turunkan harganya , terserah. Mudah-mudahan bisa menuju ke sana. Tapi kita tetap harus perhatikan keberlangsungan bank,” papar Fili.

Ia menyatakan, transaksi yang terjadi di tiap bank berbeda. Ada yang bisa melakukan transaksi 1 juta per hari, ada yang hanya 10 kali saja. Sehingga kebijakan harga ini akan terus dilakukan secara bertahap. 

“Ini alasannya, kenapa BI harus jadi operatornya. Ibaratnya bank harus siapkan investasi kendaraannya, kita BI siapkan jalan tol,” jelasnya.

Selanjutnya: IFG gandeng Himbara untuk tingkatkan tata kelola portofolio keuangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×