Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan syariah makin efisien, hal ini tercermin dari rasio beban operasional dan pendapatan operasional (BOPO) yang kian stabil dengan tren menurun. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan posisi BOPO bank umum syariah (BUS) secara industri ada di level 89,17% per November 2018. Sementara untuk unit usaha syariah (UUS) lebih rendah di level 75,1%.
Bila dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya, BOPO BUS relatif turun cukup besar dari 94,05%. Sementara untuk UUS mengalami kenaikan dari sebelumnya 72,97%. Adapun, penurunan BOPO di BUS antara lain disebabkan adanya peningkatan sebesar 5,82% year on year (yoy) dari segi beban operasional. Sementara pendapatan operasional meningkat lebih tinggi sebanyak 11,62%.
Sejumlah bankir syariah yang dihubungi Kontan.co.id sepakat kalau sejak tahun lalu mereka telah melakukan langkah efisiensi.
PT Bank Syariah Mandiri misalnya yang mengatakan secara BOPO di akhir 2018 cenderung lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Risk Management and Compliance Mandiri Syariah Putu Rahwidhiyasa menerangkan walau masih di atas 80%, pihaknya sudah melakukan upaya efisiensi dengan pemanfaatan sistem jaringan yang lebih optimal.
"Kami sudah memulai digital sejak beberapa waktu, contohnya mobile banking yang fiturnya ditingkatkan, informasi digital Aisyah, wakaf online dan lain-lain," ujarnyan kepada Kontan.co.id, Jumat (18/1).
Tidak tanggung-tanggung, anak usaha PT Bank Mandiri Tbk ini malah sudah membentuk divisi digital banking sendiri dalam struktur organisasi sejak tahun lalu. "Kami akan terus inovasi di digital banking, itu bagian dari efisiensi," terangnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Bank BRI Syariah Tbk Indri Tri Handayani mengatakan walau masih terbilang tinggi, sampai dengan akhir 2018 posisi BOPO BRI Syariah ada di level 92,15%. Angka ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 95,2%.
BRI Syariah bertekad untuk tahun ini setidaknya BOPO bakal ditekan hingga ke posisi 90%. "Kami akan terus menurunkan rasio BOPO hingga menyamai atau lebih rendah dari BOPO BUS yang saat ini di angka 89% dan perbankan nasional 79%," tuturnya.
Sejumlah perbaikan kinerja operasional akan dilaksanakan melalui berbagai program efisiensi yang disiapkan perusahaan, termasuk penguatan sinergi dengan induk dalam hal optimalisasi cabang. Serta di tahun ini, BRI Syariah bakal memperkuat sisi infrastruktur teknologi informasi (TI) dan pusat edukasi (learning center).
Setali tiga uang, Direktur PT Bank BNI Syariah Dhias Widhiyati menjelaskan rasio BOPO per akhir 2018 ada di kisaran 85%. Lebih rendah dibanding posisi Desember 2017 yang mencapai 87,62% atau turun sekitar 2%."Untuk tahun 2019, BOPO ditargetkan akan terus turun menjadi sekitar 82%," kata Dhias. Caranya, yakni dengan peningkatan bisnis pembiayaan yang sehat sehingga mampu meningkatkan pendapatan secara stabil.
Selain itu, efisiensi bagi hasil melalui peningkatan dana murah (CASA) juga akan digalakkan tahun ini, melalui kerjasama pembayaran gaji nasabah atau payroll di berbagai perusahaan dan institusi. "Kami juga akan optimalisasi penagihan agar nasabah tidak jatuh menjadi NPF (non performing financing) dan remedial untuk perbaikan kualitas pembiayaan nasabah," imbuhnya.
Bukan hanya BUS saja yang berniat menjaga BOPO tahun ini, UUS PT Bank CIMB Niaga Syariah juga menyebut tahun ini BOPO akan dijaga di level 68,79%. Posisi tersebut relatif stabil dengan pencapaian di akhir Desember 2018 lalu yaitu 68,86%. Direktur Perbankan Syariah CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara mengatakan rendahnya BOPO UUS itu didukung dari sinergi bisnis (leveraging) dengan bank induk (konvensional). "Maka banyak beban operasional yang bisa ditanggung bersama mulai dari infrastruktur sampai SDM (sumber daya manusia)," tuturnya.
Di samping itu, Pandji juga mengakui kalau pertumbuhan pendapatan UUS relatif baik dibanding dengan beban yang dikeluarkan. Pihaknya juga menyebut, ke depan UUS CIMB Niaga akan berupaya untuk menjaga BOPO di bawah 70%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News