kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Makin efisien, BOPO bank syariah terendah selama 4 tahun terakhir


Minggu, 18 November 2018 / 19:31 WIB
Makin efisien, BOPO bank syariah terendah selama 4 tahun terakhir
ILUSTRASI. Bank BNI Syariah


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menuju akhir 2018, industri perbankan syariah semakin efisien. Hal ini tercermin dari posisi rasio beban operasional dan pendapatan operasional (BOPO) bank umum syariah (BUS) yang kian menyusut.

Statistik Perbankan Syariah (SPS) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, setelah sempat berada di level 91,68% per September 2017, data terbaru BOPO BUS menurun ke 88,08% per September 2018.

Walau masih terbilang tinggi, posisi ini merupakan yang paling rendah sejak tahun 2014 silam. Hal ini antara lain, ditopang dari pertumbuhan pendapatan operasional yang naik cukup deras sebesar 12,14% year on year (yoy) menjadi Rp 26,26 triliun per September 2018.

Sementara beban operasional tumbuh lebih pelan alias hanya tumbuh 7,74% yoy menjadi Rp 23,13 triliun. Beberapa bank syariah yang dihubungi Kontan.co.id pun sepakat kalau saat ini bank syariah sudah lebih efektif dalam menjalankan bisnis.

Ambil contoh, PT Bank BNI Syariah yang per kuartal III 2018 lalu mencatatkan BOPO turun ke level 85,49% dibandingkan posisi tahun lalu sebesar 87,62%.

Direktur BNI Syariah Dhias Widhiyati beranggapan, penurunan BOPO tersebut utamanya didongkrak dari pertumbuhan operasional yang cukup moncer sebesar 12,2% yoy. Pertumbuhan ini praktis lebih tinggi dibanding beban operasional yang berhasil ditekan atau hanya tumbuh 9,52%.

"Faktor yang memiliki pengaruh cukup signifikan terhadap penurunan BOPO antara lain berupa pertumbuhan aset dengan kualitas di mana pendapatan yield/margin meningkat 12%," katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (18/1).

 Di sisi lain, beban pencadangan pembiayaan dibanding tahun lalu hanya meningkat 1%. Anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) ini mengatakan, sejauh ini rasio efektivitas perseroan cukup terkendali. Dus, sampai akhir tahun setidaknya BNI Syariah mematok BOPO akan tetap dijaga di level 85%.

Di samping itu, walaupun ke depan tantangan bank terutama syariah akan cukup ketat lantaran kondisi ekonomi yang tengah bangkit dibarengi dengan tren kenaikan suku bunga acuan, Dhias meyakini pihaknya masih bisa menjaga BOPO di level rendah.

Paling tidak, tahun depan BNI Syariah bakal mengupayakan BOPO maksimal dijaga di level 85%. "Untuk tahun depan, BNI Syariah dapat terus meningkatkan efisiensi dengan proyeksi BOPO kurang dari 85%," ungkapnya.

Senada dengan BNI Syariah, PT Bank BCA Syariah juga mengamini bahwa ke depan tantangan bank syariah untuk menjaga BOPO bakal lebih sulit.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×