Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .
Catatan saja, realisasi kredit Bank Sumut di kuartal I 2020 belum terlalu cemerlang alias baru tumbuh 0,03% secara year to date. Hanya saja, pada kuartal pertama tahun lalu Bank Sumut masih berhasil mencetak laba bersih Rp 545 miliar atau meningkat 8,3% secara year on year (yoy).
Sementara itu, PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) mengaku saat ini pihaknya justru memiliki over liquidity alias kelebihan likuiditas. Hal ini tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) perseroan yang berada di kisaran 63% jauh dari rata-rata industri yang sekarang sudah 90% lebih.
Ke depan, Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu justru meramal likuiditas bakal melonggar. Penyebabnya, hampir mayoritas perbankan saat ini mengerem rencana ekspansi kredit. "Likuiditas di pasar kami lihat masih longgar karena penyaluran kredit juga agak terhambat dengan masalah Covid-19," katanya.
Pihaknya pun saat ini tengah menyusun strategi agar dapat tetap menyalurkan kredit agar rasio likuiditas menjadi lebih stabil. Adapun, bank yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Grup Salim ini memproyeksikan kredit hanya tumbuh satu digit, yakni di kisaran 7%-9% saja.
Baca Juga: Dihadang wabah corona, bank syariah ikut bersiasat
Sebagai tambahan informasi saja, per Maret 2020 Bank Ina Perdana tercatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp 2,58 triliun atau tumbuh sekitar 53% secara year on year (yoy). Hal tersebut juga berhasil membawa pertumbuhan aset Bank Ina Perdana ke level Rp 5,09 triliun atau naik 24% secara tahunan.
Pertumbuhan aset juga ikut disertai oleh peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 36% yoy per Maret 2020 menjadi Rp 3,78 triliun. Meski begitu, dari sisi laba bersih masih tumbuh stagnan yakni hanya Rp 2 miliar di kuartal I 2020 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News