Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
Hingga akhir tahun, Bukopin yakin pembiayaan yang disalurkan untuk empat produk tersebut bisa mencapai Rp 1,5 triliun dan tahun 2020 ditargetkan tumbuh dua kali lipat menjadi Rp 3 triliun.
Sementara pada kuartal III 2019, penyaluran kredit Bank Bukopin hanya tercatat Rp 66,57 triliun, turun 0,61% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp66,98 triliun.
Perlambatan kredit dikontribusi oleh segmen komersial yang turun 2,7% dari Rp 22,73 triliun menjadi Rp 19,95 triliun dan segmen UMKM turun 2,9% jadi Rp 29,82 triliun. Sedangkan segmen konsumer, tumbuh 24,16% menjadi Rp16,8 triliun.
Baca Juga: Optimalkan efisiensi, BOPO Bank Bukopin membaik
Adapun fee based income Bukopin pada kuartal III 2019 tumbuh 87% secara tahunan. Fee rasio to income Bukopin berada di level 51%. Eko bilang, sampai akhir tahun Bukopin akan menjaga rasio di sekitar level tersebut.
Di samping menggenjot empat produk tadi, Bank Bukopin juga masih akan terus mengandalkan penyaluran kredit pensiun di segmen konsumer. Sementara segmen komersial tidak akan jadi fokus utama Bukopin dan hanya sebagai pelengkap saja.
Hingga akhir tahun, Bukopin memperkirakan penyaluran kredit secara konsolidasi akan mencapai Rp 68 triliun dan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp 80 triliun. Loan to Deposit Rasio (LDR) akan dijaga di kisaran 85%-88% dan NPL di bawah 4%.
Sedangkan untuk perolehan laba bersih diperkirakan akan tergantung dari pembentukan pencadangan yang dilakukan perseroan. Tahun ini, Bukopin menyiapkan pencadangan sebesar Rp 200 miliar- Rp 250 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News