kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Likuditas longgar, BNI syariah siap geber pembiayaan


Selasa, 30 Januari 2018 / 13:19 WIB
Likuditas longgar, BNI syariah siap geber pembiayaan
ILUSTRASI. Kantor cabang pembantu baru BNI Syariah di Harapan Indah, Bekasi


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyerapan likuiditas pembiayaan bank umum syariah dalam setahun terakhir ini cenderung belum maksimal. Hal ini pun membuat rasio likuiditas melonggar.

Statistik Perbankan Syariah (SPS) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per November 2017 mencatat, financing deposit ratio (FDR) bank syariah turun cukup dalam menjadi 80,79%. Padahal setahun sebelumnya, rasio ini berada di posisi 86,27%.

Pun, jika dilihat dari sisi total penyaluran pembiayaan juga masih tumbuh tipis. Per November 2017 bank umum syariah (BUS) hanya berhasil membukukan pertumbuhan sebesar 6,76% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 186,36 triliun.

Melihat likuiditas longgar dan pembiayaan yang cenderung tipis, sejumlah bank berniat menggeber lagi pembiayaan. PT Bank BNI Syariah misalnya yang mengatakan bakal menyasar debitur-debitur kelas kakap seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Tidak hanya itu, Direktur BNI Syariah, Dhias Widhiyati juga bilang pihaknya bakal menggaet nasabah-nasabah korporasi dari perusahaan induk yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

"Likuiditas kami cukup longgar, akhir tahun 2017 ditutup dengan FDR 80%, kami optimistis tahun ini kondisi lebih baik, dan fokus tumbuh dengan kualitas yang positif," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (30/1).

Tidak hanya itu, pihaknya juga menyebut bakal menyasar ekonomi halal (ekosistem halal) di sektor konstruksi, jasa sosial masyarakat (Rumah Sakit dan sekolah), serta industri wisata halal.

Sekadar informasi, Dhias menuturkan, akhir tahun lalu FDR BNI Syariah berada di posisi 80%, merujuk pada laporan keuangan jumlah ini turun dari posisi tahun 2016 sebesar 84,57%. Kendati menurun, total pembiayaan berhasil tumbuh 15% secara yoy menjadi Rp 26,3 triliun. Sementara dana pihak ketiga (DPK) di akhir 2017 tumbuh 25% yoy menjadi sebesar Rp 30,3 triliun.

Adapun, rasio pembiayaan bermasalah BNI syariah akhir 2017 ada di level 3% atau naik tipis dari posisi tahun sebelumnya 2,94%. "Kami target pertumbuhan pembiayaan 12% sampai 13% tahun ini, dan NPF 3%" kata Dhias.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×