kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Likuiditas melimpah saat pandemi, begini upaya perbankan jalankan fungsi intermediasi


Minggu, 04 Juli 2021 / 16:55 WIB
Likuiditas melimpah saat pandemi, begini upaya perbankan jalankan fungsi intermediasi
ILUSTRASI. Logo-logo bank BUMN atau?Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) terlihat di mesin ATM?perbankan di Tangerang Selatan, Jumat (25/6/2021).


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas masyarakat masih tinggi dibandingkan penyaluran kredit hingga Mei 2021. Bank Indonesia (BI) mencatatkan uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh 8,1% yoy hingga Mei 2021. Pertumbuhannya melambat dibandingkan April 2021 yang naik 11,5%. 

Sedangkan uang beredar dalam arti sempit (M1) tumbuh 12,6% yoy di Mei 2021, melambat dibandingkan April 2021 yang tumbuh 17,4% yoy. Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Juda Agung mengatakan, kredit bank pada Mei 2021 mulai menunjukkan perbaikan yang kontraksi 1,28% yoy sedangkan April 2021 minus 2,28% yoy. 

“Pertumbuhan kredit tentu tidak akan terlepas demand pada kondisi riil ekonomi yakni korporasi, UKM, dan rumah tangga. Berbagai kebijakan sudah kami ambil untuk mendukung supply kredit dari perbankan,” ujar Juda secara virtual pada Jumat (2/7). 

Fungsi perbankan dalam menyalurkan kredit terhadap likuiditas yang dimiliki bisa diukur melalui rasio intermediasi makroprudensial (RIM). Semakin tinggi nilainya, maka bank semakin optimal menyalurkan kredit. 

Baca Juga: Ada PPKM darurat, BCA menggelar KPR BCA ONLINEXPO sepanjang Juli

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mencatatkan, RIM di level 82,55% per Mei 2021. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto bilang angka ini meningkat dibandingkan dengan RIM BRI pada posisi akhir Desember 2020 sebesar 80,03%.

“Dengan adanya pemberlakuan PPKM darurat, BRI melihat adanya potensi untuk penurunan RIM akibat melambatnya aktivitas ekonomi masyarakat. Namun dengan pemberlakuan terbatas di kota kota tertentu serta pemberlakuan hingga 20 Juli, BRI optimistis penyebaran pandemi bisa segera melandai dan ekonomi menggeliat kembali,” ujar Aestika kepada Kontan.co.id pada Jumat (4/7). 

Baca Juga: Terantuk pandemi covid-19, saham emiten multifinance kurang diminati

Aestika menambahkan, tantangan utama industri perbankan bukanlah pada likuiditas namun pada penyaluran kredit. Penyaluran kredit masih lemah akibat aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat menjadi terbatas akibat pandemi. 

“Salah satu upaya BRI dalam mengakselerasi penyaluran kredit diantaranya dengan menyalurkan bantuan stimulus pemerintah. Harapannya, dengan adanya stimulus tersebut masyarakat kembali memiliki daya beli dan konsumsi sehingga akan menggerakkan perekonomian nasional,” tambah dia. 

Direktur Treasury dan International Bank BNI Henry Panjaitan bilang RIM BNI saat ini berada pada posisi yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BI. Kondisi ini sejalan dengan kebijakan BNI yang terus berupaya peningkatan dana murah atau CASA melalui peningkatan transaksional dengan nasabah.

“Juga lewat ekspansi kredit yang prudent selama masa pandemi. Adapun Upaya BNI dalam mengoptimalkan likuiditas adalah melalui ekspansi kredit pada sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional terutama kepada nasabah UMKM yang berorientasi ekspor dan nasabah-nasabah top-tier pilihan dengan tetap memperhatikan kualitas kredit,” paparnya kepada Kontan.co.id. 

Baca Juga: PPKM darurat, CIMB Niaga optimalkan pemasaran virtual demi menggenjot kredit konsumsi

Sedangkan Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyebut kondisi RIM Bank Mandiri saat ini berada dalam batasan yang ditetapkan Bank Indonesia dan terus menunjukkan tren yang positif. Tercatat posisi RIM Bank Mandiri berada di level 79,20% hingga Maret 2021. Angka ini menurun 13,49% dari periode setahun sebelumnya.

“Hal ini terutama disebabkan adanya pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Sampai dengan akhir tahun ini, kondisi RIM kami proyeksikan akan meningkat seiring dengan peningkatan pencairan kredit,” kata Rudi kepada Kontan.co.id. 

Dia melanjutkan, Bank Mandiri akan tetap menyalurkan kredit secara maksimal dengan menjalankan prinsip kehati-hatian pada sektor yang memiliki prospek baik serta memiliki recovery yang relatif cepat dari dampak pandemi Covid-19.

Baca Juga: Cermat Cari Momentum untuk Pindahkan KPR

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×