kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Likuiditas Bank-bank Kecil Membaik


Rabu, 07 Juli 2010 / 09:20 WIB
Likuiditas Bank-bank Kecil Membaik


Reporter: Andri Indradie, Steffi Indrajana | Editor: Test Test

JAKARTA. Para bankir patut berlega hati. Likuiditas perbankan, khususnya bank-bank kecil, dalam kondisi sangat baik. Tidak ada lagi keluhan bahwa mereka kesulitan mendapatkan pinjaman di Pasar Uang Antar Bank (PUAB).

"Duit bank-bank kecil banyak," kata Lisawati, Wakil Direktur Utama PT Bank Jasa Jakarta, Selasa (6/7). Ia bilang, bank-bank kecil tak lagi kesulitan mencari likuiditas di PUAB karena mereka telah membuat kesepakatan nonkomitmen dengan bank-bank besar. Istilahnya, money market line. Dengan kesepakatan tersebut, bank-bank kecil tak lagi khawatir kekurangan likuiditas. "Sebab, mereka bisa dengan cepat mendapatkan likuiditas di PUAB dari line itu," jelas Lisa.

Wakil Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, di saat likuiditas ketat, sering muncul pendapat di pasar bahwa bank besar pilih-pilih dalam menyalurkan likuiditas di PUAB. "Bank kecil banyak yang protes kenapa bank pilih-pilih," ujar Jahja kepada KONTAN, belum lama ini.

Ia bilang, BCA bukan pilih-pilih, tapi menyalurkan likuiditas hanya ke beberapa bank untuk tujuan efisiensi. "Paling kita fokus kepada 20-30 bank saja. Kalau kami ada kelebihan, misalnya Rp 1 triliun, pada waktu kliring kami tak mungkin melakukan placement di 100 bank," tandasnya.

Jadi, lebih baik BCA melakukan transaksi dengan sedikit bank asalkan terjadi kesepakatan. "Jika harus menunggu lama-lama, harga bisa naik turun," terang Jahja. Direktur Utama Bank Mega J.B. Kendarto mengamini pendapat Jahja. "Benar kata Pak Jahja, pilih-pilih sudah tidak ada," tuturnya.

PUAB makin ramai

Kondisi PUAB pun makin ramai sejak Bank Indonesia (BI) memperlebar koridor suku bunga PUAB overnight dari plus minus 50 basis poin (bsp) menjadi plus minus 100 bsp per 17 Juni lalu. Jahja bilang, kebijakan ini membuat penempatan dana di PUAB lebih menguntungkan daripada di BI.

Bank juga tak terburu-buru menggunakan Fasilitas Bank Indonesia (FaSBI) dan instrumen Fine Tune Kontraksi (FTK). Hasilnya, sepanjang triwulan II 2010, suku bunga PUAB overnight (O/N) bergerak stabil di sekitar BI rate. Rata-rata suku bunga harian PUAB (O/N) sebesar 6,14% atau turun 4 bsp dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 6,18%.

Memang, rata-rata tertimbang suku bunga PUAB (O/N) sempat turun ke 5,98%. Ini akibat tingkat diskonto FaSBI turun ke 5,5%. Namun, dalam Laporan Kebijakan Moneter Triwulan II 2010, BI mengatakan, suku bunga PUAB (O/N) meningkat lagi. Per 18 Juni lalu, transaksi PUAB naik 29,97% dari Rp 4,97 triliun (sebelum pelebaran PUAB) menjadi Rp 6,46 triliun.

Mochammad Doddy Arifianto, Ekonom Senior Bank Mandiri berpendapat, bunga PUAB sebaiknya jangan sampai terus-terusan selaras dengan BI rate. "Jangan sampai terlalu jauh karena mengurangi kredibilitas kebijakan moneter," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×