Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kondisi likuiditas yang ketat sepertinya menjadi penyakit menahun perbankan syariah. Tak terkecuali, PT Bank BNI Syariah. Tengok saja, rasio pembiayaan terhadap simpanan atau financing to deposit ratio (FDR) BNI Syariah bengkak dari posisi 84,99% di 2012 menjadi 97,86% di akhir tahun lalu.
Maklumlah, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dengan pembiayaannya tidak beriringan. DPK tercatat hanya tumbuh 27,93%. "Sementara, penyaluran pembiayaannya melejit 47,30%. Jadi, saya kira wajar FDR naik," ujar Dinno Indiano, Direktur Utama BNI Syariah ditemui KONTAN, Kamis (27/2).
Namun demikian, rencana masuknya limpahan dana setoran ibadah haji dari bank konvensional ke bank syariah membawa angin segar bagi perseroan. Diperkirakan, limpahan dana setoran haji dari induk usaha perseroan, yaitu PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, mencapai Rp 500 miliar ke BNI Syariah.
Belum lagi, Imam T Saptono, Direktur Bisnis BNI Syariah menuturkan, dana setoran ibadah haji dari bank umum yang masuk ke perseroannya bisa mencapai Rp 2,5 triliun - Rp 3 triliun. "Masuknya dana haji ini bisa menyeret FDR BNI Syariah sampai akhir tahun ke posisi di bawah 90%," terang dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News