Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Senada, Perwakilan Manajemen PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memandang bahwa kondisi PUAB yang landai menggambarkan likuiditas pasar termasuk perbankan mulai membaik. Setelah sebelumnya sempat mengalami pengetatan.
Hal ini juga tercermin dari jumlah bank-bank yang pasang harga untuk melakukan placement dana (lender) lebih banyak, dibandingkan bank yang membutuhkan dana alias borrower.
Selain itu, instrumen operasi moneter BI lainnya seperti term deposit, deposit facility, reverse repo surat berharga negara (RR SBN) juga cenderung meningkat. "Ini menandakan ada kelebihan dana perbankan yang masuk ke BI," tuturnya.
Baca Juga: Dalami kasus dugaan korupsi Jiwasraya, Kejaksaan Agung geledah 13 objek
Ia menambahkan, saat ini PUAB yang terjadi di pasar didominasi oleh tenor over night (O/N) dengan kisaran bunga di level 4,75%-4,85%. "Kondisi likuiditas BNI juga membaik, didorong oleh masuknya dana-dana yang berasal dari pencairan anggaran pemerintah di akhir tahun," imbuhnya
Sebagai tambahan informasi saja, dari sisi RRH frekuensi PUAB per November 2019 lalu mencapai 201 juta transaksi, turun 7 juta transaksi secara month on month (mom). Nah, dari jumlah tersebut sebanyak 131 juta transaksi berasal dari O/N. Sementara untuk satu minggu hanya sebesar 39 juta transaksi dan sisanya bertenor 1 bulan.
Sementara spread suku bunga tertinggi dan terendah PUAB Rupiah (overnight) masih relatif stabil dari bulan September-November 2019 yakni 15 basis poin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News