Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun alu, likuiditas bank daerah tercatat membesar signifikan. Dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJ), per Oktober 2019 loan to deposit ratio (LDR) tercatat sebesar 77,02%, telah turun hingga 1.184 bps (ytd) dibandingkan akhir 2018 sebesar 88,86%.
Dengan likuiditas melimpah, sejak awal 2020, sejumlah bank daerah menyatakan bakal langsung menggeber ekspansi kreditnya.
Baca Juga: Ada moratorium, pendirian modal ventura BNI tertunda
“Di awal tahun kami akan eksekusi sejumlah pipeline yang sudah disiapkan. Secara umum segmen kredit modal kerja, dan kredit konsumer akan jadi penopangnya,” kata Sekretaris Perusahaan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) kepada Kontan.co.id, Rabu (8/1).
Asadi menambahkan, tahun ini perseroan juga membidik pertumbuhan kredit di kisaran 10%-11%. Selain dari penyaluran kredit, layanan transasctional banking disebutnya juga akan jadi andalan guna menopang pendapatan.
Adapun hingga November 2019, perseroan telah menyalurkan kredit Rp 81,73 triliun dengan pertumbuhan 11,03% (yoy).
Direktur Pemasaran PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung Antonius Prawiro Argo juga menyatakan hal senada. Perseroan bakal menyasar segmen produktif, khususnya kredit UMKM sebagai penopang pertumbuhan kredit.
Baca Juga: Begini penyimpangan investasi saham dan reksadana di Jiwasraya
“Targetnya pertumbuhan kredit tahun ini bisa mencapai 10% (yoy). Sementara LDR akhir tahun lalu tercatat di kisaran 76%, tak berbeda jauh dari target kami sebesar 75%,” katanya kepada Kontan.co.id.
Sementara hingga November 2019, perseroan tercatat sudah menyalurkan kredit Rp 15,28 triliun dengan pertumbuhan 15,47% (yoy).
Adapun Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) Fahmi Bagus Mahesa menyatakan hal berbeda. Meski menargetkan pertumbuhan kredit yang lumayan tinggi, perseroan bakal tetap menjaga likuiditasnya stabil. Maklum, akhir Desember 2019 lalu, Fahmi mengaku LDR perseroan kembali menanjak di kisaran 94%.
“Peningkatan LDR utamanya disebabkan mulai ditariknya dana giro kas pemerintah daerah. Kami akan menjaga LDR di kisaran 90%-95% sehingga pertumbuhan kredit tidak menekan likuiditas,” katanya kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: BPK: Ada indikasi kongkalikong manajemen Jiwasraya atas pembelian saham
Dari catatan OJK melonggarnya likuiditas bank daerah sejatinya memang karena menumpuknya simpanan yang tumbuh hingga 25,10% (ytd) pada Oktober 2019 senilai Rp 568,20 triliun. Sedangkan kredit cuma tumbuh 8,44% (ytd) menjadi Rp 437,63 triliun.
Meningkatnya simpanan memang disebabkan pada awal kuartal IV-2019 dana pemerintah pusat mulai sebagai dana perimbangan mulai mengalir. Sementara ada akhir tahun, pemerintah daerah biasanya akan langsung menyerap dana ini sehingga simpanan di bank daerah bakal menyusut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News